Bisnis Kuliner di Luar Jakarta? Ini Saran Chicken Crush dan Burgreens

ANTARA FOTO/Aprillio Akbar
Penjual melayani pembeli nasi goreng kambing saat acara Kampoeng Tempo Doeloe di La Piazza Sumarecon, Kelapa Gading, Jakarta, Sabtu (15/4).
Penulis: Dini Hariyanti
29/10/2018, 16.34 WIB

Sementara itu, Co-Founder Burgreens Helga Angelina menuturkan, apabila yang hendak dipasarkan tergolong produk dengan konsumennya tersegmentasi maka pebisnis jangan sekadar berjualan. Dengan kata lain, pelaku usaha perlu turut memperluas peluang pasar atas produknya.

"Untuk produk niche maka harus kencang edukasi ke market di daerah yang dibidik. Strategi pemasarannya lebih fokus menumbuhkan pasarnya. Cara ini pula yang kami lakukan selama dua tahun pertama Burgreens," kata dia.

Pada periode awal merintis bisnis kuliner, Helga dan timnya berupaya memperluas pasar atas produknya melalui edukasi. Jenama Burgreens berusaha menyebarkan pemahaman terkait gaya hidup sehat dan ramah lingkungan.

(Baca juga: Budaya Makanan dan Lingkungan Sehat Ala Burgreens

Burgreens menyajikan aneka menu hamburger sehat bahkan memenuhi prinsip menu vegan. Terdapat sekitar 13 menu burger plant-based, artinya patty yang lazim berbahan daging diganti menjadi tumbuh-tumbuhan. Harga bervariasi mulai dari Rp 60.000 per porsi.

Selain itu, Burgreens hendak menghadiskan social impact tertentu. Misalnya, para petani sayuran yang menyuplai ke dapur Burgreens harus mendapatkan kompensasi yang memadai. "Bikinlah diri kamu berbahagia agar sekelilingmu (tim) juga bisa bahagia," ujarnya.

(Baca juga: Hamburger, Tampilanmu Dulu dan Kini

Halaman: