Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) resmi menghentikan penanganan kasus kabar bohong atau hoaks yang dilakukan Ratna Sarumpaet. Keputusan tersebut tercantum dalam surat pemberitahuan yang ditandatangani Ketua Bawaslu Abhan, pada hari ini, Kamis (25/10).
Anggota Bawaslu Rahmat Bagja mengatakan penghentian penanganan di lembaganya lantaran tak ditemukan unsur pelanggaran pemilu dari para terlapor, yakni Prabowo Subianto, Fadli Zon, Dahnil Anzar Simanjuntak, Hanum Rais, dan Rachel Maryam. “Itu rekomendasi Bawaslu secara resmi,” kata Bagja ketika dihubungi.
(Baca juga: Kubu Jokowi Ajukan Bukti ke Bawaslu atas Kebohongan Ratna Sarumpaet).
Menurut dia, keputusan tersebut setelah Bawaslu memeriksa para pelapor. Hal senada disampaikan anggota lainnya, Ratna Dewi Pettalolo. Bawaslu mempelajari barang bukti yang dilampirkan mereka. Pemeriksaan juga melibatkan Kepolisian dan Kejaksaan sebagai bagian dari Sentra Penegakkan Hukum Terpadu (Gakkumdu).
“Peristiwa itu tidak ada kaitannya dengan pelanggaran pemilu,” kata Ratna. Dengan demikian, Bawaslu tak akan melanjutkan perkara ini kepada proses penyidikan kepada para terlapor. Prabowo, salah satu yang dilaporkan, pun aman untuk melaju ke ajang Pilpres 2019.
Sebelumnya, terdapat tiga laporan terkait hoaks Ratna yang dilaporkan ke Bawaslu. Ketiga pelapor tersebut yakni Tim Kampanye Nasional (TKN) Joko Widodo-Ma'ruf Amin, relawan Pro Jokowi (Projo), serta Garda Nasional untuk Rakyat (GNR). Tim Kampanye membuat laporan karena Prabowo-Sandi dianggap melanggar kesepakatan kampanye damai dan anti hoaks.
Sementara itu, GNR melayangkan laporan karena menilai kubu Prabowo-Sandi melanggar Peraturan Komisi Pemilihan Umum (PKPU) Nomor 23 Tahun 2018 tentang Kampanye Pemilihan Umum. Presidium GNR Muhammad Sayidi mengatakan Prabowo-Sandi menabrak Pasal 1 ayat 23; Pasal 5 ayat 1,2,3; Pasal 23 ayat 1 (e); serta Pasal 35 ayat 1 dan 4.
(Baca juga: Terseret Kebohongan Ratna, Amien Rais Ancam Beberkan Korupsi di KPK).
Ada pun Projo meminta Bawaslu membatalkan pencalonan Fadli dan calon anggota legislatif lainnya yang tergabung dalam Badan Pemenangan Nasional (BPN) Prabowo-Sandiaga. Fadli dan caleg lainnya dalan Badan Pemenangan diduga ikut menyebarkan hoaks Ratna.
Seperti diberitakan sebelumnya, Ratna mengakui telah merekayasa cerita bohong mengenai penganiayaan terhadapnya yang terjadi pada 21 September 2018. Kebohongan itu bermula setelah dia menjalani operasi penyedotan lemak di di pipi kiri dan kanan di Rumah Sakit Bedah Bina Estetika di Menteng, Jakarta.
Selama sepekan, Ratna menyebarkan cerita bohong tentang pemukulan dirinya dan terus dia kembangkan karena digali pihak keluarga. “Cerita itu hanya berputar di keluarga saya dan hanya untuk anak saya. Tidak ada kaitannya dengan politik,” kata Ratna.
Namun, cerita bohong itu kemudian menyebar ke media sosial. Pada Selasa (2/10) beredar fotonya dalam keadaan wajah yang penuh bengkak dengan keterangan akibat pemukulan. (Baca: Heboh Kabar Penganiyaan Ratna Sarumpaet, Polisi Temukan Fakta Lain).
Ratna, yang ketika itu menjadi anggota Badan Pemenangan, tetap mempertahankan cerita ini saat bertemu Prabowo. “Sebenarnya saya sudah paham bahwa cerita ini salah, tapi saya tidak mencegah mereka,” katanya. “Saya minta maaf kepada semua pihak yang selama ini mungkin dengan keras saya kritik, dan kali ini berbalik kepada saya. Kali ini saya pencipta hoaks.”