Ketika Tim Kampanye Jokowi dan SBY Bicara Pertemuan IMF-Bank Dunia

Biro Set Pres
Presiden Joko Widodo menerima Presiden keenam Susilo Bambang Yudhoyono di Istana Merdeka, Jakarta, Kamis (09/03)
Penulis: Dimas Jarot Bayu
9/10/2018, 10.45 WIB

Apalagi, pertemuan tahunan IMF-Bank Dunia merupakan hajatan negara, bukan hanya pemerintahan Presiden Joko Widodo. Sebab, keputusan menjadi tuan rumah ini sudah ada sejak 2014 ketika pemerintahan di tangan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY). Jokowi hanya melanjutkan keputusan tersebut. Karena itu, jika pertemuan IMF tadi dihubungkan dengan sejumlah bencana yang melanda Indonesia, kata Soharso, sesuatu yang tidak tepat.

Hal senada disampaikan Hasto Kristiyanto. Sekretaris Tim Kampanye ini mengatakan pertemuan tahunan IMF-Bank Dunia bakal mengharumkan nama Indonesia, seperti Asian Games 2018 lalu. (Baca pula: Tujuh Fakta Penyelenggaraan Sidang IMF-Bank Dunia Bukan Hura-Hura).

Pertemuan dunia ini juga dapat menjadi ajang penggalangan dukungan internasional atas bencana yang melanda Indonesia. “Mari gunakan momentum tersebut untuk keharuman bangsa. Apapun, kita juga memerlukan kerja sama dengan bangsa-bangsa lain,” kata Hasto.

Kemarin, SBY juga mencuitkan pandangannya mengenai polemik anggaran pertemuan yang mencapai Rp 855 miliar. “Terhadap kritik yang menilai biaya perhelatan ini kelewat besar, pemerintah bisa memberikan penjelasan dan klarifikasi yang gamblang dan transparan,” demikian tanggapan SBY melalui akun Twitter-nya.

Tak hanya itu, agar tidak menjadi fitnah dan hoaks, Dewan Perwakilan Rakyat bisa meminta penjelasan kepada pemerintah. Badan Pemeriksa Keuangan pun dapat diminta untuk mengaudit penyelenggaraannya. “Apakah terjadi pemborosan,” cuit SBY yang sasmpai pagi ini telah di-retweet 381 kali.

Halaman: