Survei Indikator: Belum Aman, Tren Elektabilitas Jokowi-Ma'ruf Turun

ANTARA FOTO/Sigid Kurniawan
Dua pasangan calon presiden dan calon wakil presiden Jokowi dan Ma'ruf Amin serta Prabowo Subianto dan Sandiaga Uno saat mengikuti rapat Pengundian dan Penetapan Nomor Urut Capres dan Cawapres Pemilu 2019 di Kantor KPU, Jakarta, Jumat (21/9/2018).
Penulis: Dimas Jarot Bayu
Editor: Yuliawati
27/9/2018, 07.33 WIB

Burhanuddin menilai dari tren elektabilitas itu, Jokowi-Ma'ruf belum aman untuk memenangkan Pilpres 2019. Menurut Burhanuddin, perolehan tersebut masih dapat berubah hingga waktu pemungutan suara pada 8 April 2019. Sebab, masih ada pemilih yang kemungkinan beralih dukungan.

(Baca juga: Survei: Jokowi-Ma'ruf Unggul Tipis di Antara Pengguna Media Sosial)

Hingga saat ini, masih ada 4,6% responden yang sangat besar kemungkinannya untuk mengubah pilihan kandidat Pilpres 2019. Sebanyak 20,4% responden menyatakan cukup besar kemungkinannya untuk bisa mengubah pilihan.

Namun, mayoritas responden sebanyak 44,8% responden menyatakan kecil kemungkinan berubah pilihan. Sebanyak 29,5% lainnya menyatakan sangat kecil kemungkinannya beralih dari calon yang telah didukungnya saat ini.

"Elektabilitas Jokowi-Ma’ruf tinggi, tapi masih termasuk kategori belum aman mengingat pilpres masih tujuh bulan lagi," kata Burhanuddin.

Sementara itu, tren elektabilitas Prabowo cenderung naik dan turun selama periode yang sama. Survei Indikator pada Februari 2018 menunjukkan bahwa elektabilitas Prabowo sebesar 29,4%.

Perolehan suara Prabowo pada Maret 2018 turun menjadi 29% dan meningkat pada Juli 2018 menjadi 32,1%. Namun kemudian turun sebesar 0,8% pada survei September ini.

Halaman: