Presiden Joko Widodo (Jokowi) bertemu politikus Malaysia Anwar Ibrahim di Istana Bogor. Pertemuan tersebut berlangsung diantara acara resmi Presiden dengan bank infrastruktur Asia atau Asian Infrastructure and Investment Bank (AIIB) dan kunjungan kenegaraan Presiden Namibia.
Pertemuan dengan Anwar tidak masuk dalam agenda resmi kepresidenan. Menteri Luar Negeri Retno P. Marsudi yang hadir dalam pertemuan tersebut mengatakan kehadiran Anwar merupakan silaturahmi ke Jokowi, seperti tokoh-tokoh lainnya. Apalagi tanggal 5 Agustus lalu, Anwar telah menggantikan istrinya Wan Azizah Wan Ismail sebagai Presiden Partai Keadilan Rakyat (PKR) Malaysia.
Banyak hal yang dibicarakan Jokowi dengan mantan Wakil Perdana Menteri Malaysia ini, salah satunya soal penguatan kerja sama dan memperjuangkan kampanye kelapa sawit Indonesia dan Malaysia di dunia internasional. Jokowi sempat menitipkan Warga Negara Indonesia (WNI) yang ada di Malaysia kepada Anwar.
(Baca: Mahathir Mohamad Ajak Jokowi Lawan Kampanye Hitam Sawit Uni Eropa)
"Pak Anwar mengatakan ini waktu yang tepat meningkatkan hubungan (dua negara)," kata Retno di Istana Bogor, Kamis (30/8). "Mereka banyak bertukar pikiran," ujarnya.
Hal ini pernah disampaikan Jokowi kepada Perdana Menteri Malaysia Mahatir Mohammad saat berkunjung ke Bogor beberapa waktu lalu. Anwar, yang partainya berada di koalisi pemerintahan Mahatir juga menyampaikan salam dari pimpinan negeri jiran tersebut kepada Jokowi.
(Baca: Indonesia dan Malaysia Teken Kerja Sama Otomotif di Bidang Penelitian)
Namun Retno mengaku tidak tahu apakah pertemuan digelar atas permintaan Jokowi atau Anwar. Dia hanya mengatakan bahwa kunjungan tokoh yang sempat dipenjara oleh Mahathir tersebut wajar mengingat intensitasnya ke Indonesia.
Bukan hanya Jokowi, Anwar juga pernah menerima Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto di kediamannya di Kuala Lumpur Mei lalu. Dalam akun Instagramnya, Anwar menjelaskan bahwa kehadiran Prabowo dalam rangka memberikan selamat kepada Wan Azizah yang dilantik menjadi Wakil Perdana Menteri Malaysia.
"Kami juga sempat membahas perihal reformasi yang dilalui Malaysia," demikian tulis Anwar.
(Baca: Wika Incar Proyek di Malaysia dan Filipina Senilai Rp 10 Triliun)