Pemerintah Uji Coba Drone untuk Distribusi Obat ke Pulau Terpencil

Arief Kamaludin|KATADATA
Dibandingkan satelit, penggunaan drone untuk pemetaan, misalnya pemetaan lahan sawah, juga jauh lebih fleksibel.
Penulis: Ihya Ulum Aldin
Editor: Yuliawati
15/8/2018, 10.54 WIB

Budi Karya mengatakan, perkembangan teknologi sudah seharusnya dapat dimanfaatkan secara maksimal. Dia mengatakan, suatu daerah yang sulit diakses karena membutuhkan perjalanan darat yang lama dan medan yang susah, saat terjadi serangan penyakit maka pengiriman obat bisa menggunakan drone.

"Saya akan mendorong dari regulasi, juga teknik operasinya agar tidak ada masalah regulasi," kata Budi.

Selain itu, pihak Kementerian Kesehatan akan memetakan lebih lanjut wilayah-wilayah yang paling membutuhkan pendistibrusian obat, termasuk Lombok yang baru saja terkena bencana gempa bumi.

Menurut Lana Moeloek, drone yang berdiameter jangkauan sejauh 75 kilometer ini mampu mengangkat beban barang seberat 2,2 kilogram. Untuk itu pemerapan awalnya pada obat-obatan seperti pendistribusian darah untuk ibu yang melahirkan dapat dikirim dengan cepat dan efektif.

"Walaupun tidak mungkin langsung menurunkan angka kematian ibu, tapi kita lihat bahwa ini efektif karena drone itu besar tapi bisa ditenteng," kata Lana.

Selain darah, Lana menyebutkan, drone ini bisa mendistribusikan hormon oksitosin yang digunakan untuk menginduksi persalinan atau memperkuat kontraksi persalinan ketika melahirkan, dan untuk mengendalikan perdarahan setelah melahirkan. Selain itu, ada opsi mendistribusikan vaksin juga.
"Tetapi bila mau coba vaksin, bahayanya bisa jatuh dan bocor. Isinya ada virusnya," kata Lana.

Halaman: