PKS Gelar Sidang Majelis Syuro Bahas Cawapres 2019

ANTARA FOTO/Galih Pradipta
Ketua Umum Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono (kiri) bersama Ketua Majelis Syuro Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Salim Segaf Aljufri (tengah) dan para elite PKS lainnya di Jakarta, Senin (30/7/2018).
Penulis: Dimas Jarot Bayu
Editor: Yuliawati
7/8/2018, 12.45 WIB

Partai Keadilan Sejahtera (PKS) menggelar sidang Majelis Syuro di Kantor Dewan Pimpinan Pusat (DPP) di Jakarta, Selasa (7/8). Sidang Majelis Syuro kali ini berlangsung membahas soal pencalonan presiden dan calon wakil presiden dalam Pemilihan 2019.

"Oleh karenanya sidang kali ini akan memutuskan persoalan strategis terkait dengan pencapresan," kata Anggota Majelis Syuro PKS Aboe Bakar Alhabsyi dalam keterangan tertulis, Selasa (7/8).

(Baca juga: Kerucutkan Dua Cawapres, Gerindra Harap Koalisi PAN dan PKS Solid)

Aboe Bakar mengatakan, sidang Majelis Syuro berisi 99 perwakilan daerah dan beberapa unsur penting dari partai. Sidang ini, lanjut Aboe Bakar, merupakan tindak lanjut dari keputusan Majelis Syuro ketika menyorongkan sembilan nama kader PKS untuk diusung dalam Pilpres 2019.

Mereka, antara lain yakni Hidayat Nur Wahid, M Sohibul Iman, Ahmad Heryawan, Anis Matta, Irwan Prayitno, Salim Segaf Aljufri, Tifatul Sembiring, Muzammil Yusuf dan Mardani Ali Sera.

(Baca juga: AHY Diunggulkan Dampingi Prabowo, Bagaimana Nasib Anies?)

Menurut Aboe Bakar, PKS perlu melakukan berbagai penyesuaian melihat dinamika perkembangan politik saat ini. "Karena itulah digelar sidang Majelis Syuro kali ini, agar sikap politik PKS berkesesuaian dengan perkembangan terakhir," kata Aboe Bakar.

Salah satu penyesuaian tersebut mempertimbangkan hasil Ijtima Ulama. Forum yang digagas Gerakan Nasional Pengawal Fatwa (GNPF) Ulama itu sebelumnya merekomendasikan pasangan Ketua Umum Gerindra Prabowo Subianto dengan Ketua Majelis Syuro PKS Salim Segaf Aljufri atau Ustad Abdul Somad.

Menurut Aboe Bakar, hasil Ijtima Ulama merupakan bagian dari aspirasi umat. Selain itu, perwakilan PKS juga hadir dalam keputusan Ijtima Ulama.

"Karenanya PKS memiliki komitmen untuk mengawal dan memperjuangan rekomendasi dari para ulama se-Indonesia tersebut," kata Aboe Bakar.

Hingga saat ini PKS akan mendukung Prabowo sebagai capres 2019. Namun, koalisi di antara mereka belum menyepakati cawapres yang akan mendampingi Prabowo.

Gerindra telah mengerucutkan dua nama cawapres yang akan mendampingi Prabowo. Meski belum diumumkan secara resmi, dua bakal cawapres tersebut yakni Komandan Komando Satuan Tugas Bersama (Kogasma) Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY), dan Ketua Majelis Syuro PKS Salim Segaf Al Jufri.

Sebelumnya, AHY, Salim serta Ustaz Abdul Somad masuk dalam daftar tiga bakal cawapres Prabowo. Namun, Abdul Somad yang didukung oleh PAN ini enggan maju dalam kancah politik dan memilih kegiatan dakwah.

Dalam pemilihan cawapres, muncul spekulasi Prabowo lebih memilih AHY dibandingkan calon lain. Akibatnya muncul ketegangan antara Gerindra, PKS dan PAN. Namun, Gerindra berupaya meyakinkan koalisi di antara mereka cukup solid.

(Baca juga: Jelang Pendaftaran Pilpres, PAN Masih Penjajakan ke Kubu Jokowi