Sektor pertanian berkontribusi positif terhadap pertumbuhan ekonomi kuartal II 2018. Hal itu salah satunya dipicu oleh meningkatnya produksi seiring dengan berlangsungnya masa panen raya untuk beberapa komoditas perkebunan.
Badan Pusat Statistik (BPS) mengumumkan pertumbuhan ekonomi kuartal II 2018 mencapai 5,27%, tertinggi pada masa pemerintahan Joko Widodo dan Jusuf Kalla. Pada lapangan usaha, sektor pertanian pun mampu mendorong peningkatan Produk Domestik Bruto (PDB), meski pada salah satu sektor andalan, yaitu industri pengolahan mencatat perlambatan.
Kepala BPS Suhariyanto mengatakan seluruh lapangan usaha tumbuh positif sepanjang kuartal II 2018. Namun pertumbuhan tertinggi ditempati sektor pertanian, kehutanan, dan perikanan dengan angka pertumbuhan 9,93% dibandingkan kuartal pertama 2018. Sementara dibandingkan dengan periode yang sama 2017, sektor itu juga tumbuh sebesar 4,76%.
(Baca : Pertumbuhan Ekonomi Kuartal II 5,27%, Tertinggi Selama Periode Jokowi)
Dua subsektor, yakni hortikultura dan perkebunan mencatatkan pertumbuhan masing-masing sebesar 22,86% dan 26,73%. “Banyak tanaman yang panen seperti kopi, tebu, dan karet,” kata Suhariyanto di Jakarta, Senin (6/8).
Kondisi cuaca yang lebih kondusif, juga disebutkan Suhariyanto turut menyebabkan produksi sayur-sayuran dan buah-buahan meningkat. Pergeseran musim panen raya pada komoditas padi juga mendorong produksi pertanian.
Sementara itu, industri pengolahan tumbuh melambat menjadi 3,97% secara tahunan, yang mana penopannya antara lain masih berasal dari industri makanan dan minuman,tekstil dan pakaian jadi serta kulit, barang kulit, dan alas kaki. Suhariyanto menjelaskan pertumbuhan industri pengolahan terutama disebabkan oleh meningkatnya permintaan saat ramadan dan Lebaran 2018.
(Baca juga: Berkat THR, Pertumbuhan Ekonomi Kuartal II Diprediksi Capai 5,21%)
Dampaknya, pertumbuhan sektor perdagangan melonjak sebesar 5,24%, tertinggi sejak 2016. Kenaikan itu tercermin dari peningkatan penjualan mobil dan sepeda motor serta omzet penjualan retail. “Pertanian dan industri tumbuh membuat produk masuk perdagangan, volume impor yang besar juga berpengaruh,” ujar Suhariyanto.
Adapun menurut struktur Produk Domestik Bruto (PDB), sektor industri berkontribusi sebesar 19,83% diikuti pertanian 13,63%, dan perdagangan 12,97%. Sementara untuk pertumbuhan tertinggi per kuartal II 2018 dicatatat oleh lapangan usaha jasa lainnya sebesar 9,22%, transportasi dan pergudangan 8,59% dan jasa perusahaan 8,89%.