Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman Luhut Binsar Pandjaitan menyatakan erupsi Gunung Agung di Karangasem, Bali beberapa hari belakangan ini, tidak akan mengganggu Pertemuan Tahunan IMF-World Bank. Pertemuan tersebut rencananya tetap diadakan pada Oktober 2018 di Nusa Dua, Bali.
“Pasti, kalau (erupsi Gunung Agung) itu tidak mengganggu (Annual Meeting IMF-World Bank),” Kata Luhut di Jakarta pada Selasa (3/7).
Luhut yang juga Ketua Panitia Nasional Pertemuan Tahunan IMF-Bank Dunia menyampaikan, berdasarkan laporan yang dia terima, erupsi Gunnung Agung dinilainya masih relatif kecil, diibaratkan seperti batuk-batuk.
Dia menyatakan letusan Gunung Agung saat ini berbeda dengan letusan Gunung Agung pada 1963 yang memakan korban hingga 1.100 jiwa.
"Kalau yang saya dapat laporan itu meletus-meletus seperti Gunung Sinabung," katanya.
(Baca juga: Telah Bebas dari Abu Vulkanik, Bandara Ngurah Rai Kembali Dibuka)
Luhut mengatakan dengan kondisi erupsi gunung yang tidak besar, dampaknya hanya akan terasa dalam jarak sekitar empat kilometer dari puncak kawah. Sementara secara geografis, Gunung Agung terletak 65 kilometer dari Denpasar dan 73 km dari Nusa Dua.
Dia juga mengatakan selama 10 tahun terakhir setiap Oktober saat perhelatan Annual Meeting IMF-Bank Dunia, arah angin akan bertiup ke arah timur laut. "Jadi hampir tidak ada masalah. Pasti tak ganggu (pertemuan)," kata Luhut.
Sejak Senin (2/7) Gunung Agung mengeluarkan abu vulkanik dengan kawah api berwarna kemerahan. Meski aktivitas meningkat namun status Gunung Agung masih dalam level III siaga dengan rekomendasi tidak melakukan aktivitas di zona prakiraan bahaya di dalam radius empat kilometer dari puncak kawah.
Satuan Tugas Tanggap Darurat di Kabupaten Karangasem, Bali, mencatat jumlah pengungsi Gunung Agung bertambah menjadi 2.731 orang hingga Selasa (3/7) pukul 18.00 WITA yang tersebar di 28 titik di Karangasem dan Gianyar.
(Baca: Frekuensi Letusan Gunung Agung Menurun, Status Masih Siaga)