Luhut Siapkan Lobi Lanjutan Minyak Sawit ke PBB

Arief Kamaludin (Katadata)
Penulis: Ihya Ulum Aldin
1/7/2018, 06.00 WIB

Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman Luhut Binsar Panjaitan akan membawa kriteria industri minyak kelapa sawit yang berkelanjutan ke pertemuan Persatuan Bangsa-Bangsa (PBB) pada September mendatang. Di hadapan pejabat dunia, dia akan menerangkan bahwa kelapa sawit cukup menentukan laju kemiskinan di Indonesia.

Berdasarkan informasi yang terkumpul padanya, komoditas ini sangat berpengaruh terhadap perbaikan kemiskinan, terutama di small holders atau petani kecil. “Rasio gini Indonesia banyak turun salah satunya karena crude palm oil (minyak sawit mentah),” kata Luhut di kantornya, Jakarta pada Jumat (28/6).

Tak hanya bagi petani, gerak sektor ini merupakan komponen besar dalam neraca perdagangan Indonesia yang masih mengandalkan hasil komoditas. Hasil bumi seperti minyak sawit, batu bara, karet, dan biji besi masih menjadi primadona ekspor sepanjang tahun lalu.

Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), minyak sawit menjadi penyumbang ekspor nonmigas terbesar senilai US$ 20,3 miliar -sekitar Rp 275 triliun- pada 2017. Jumlah tersebut setara dengan 13,3 persen dari total ekspor nonmigas tahun lalu yang mencapai US$ 153,07 miliar. (Baca juga: Luhut Akan Lobi Vatikan untuk Batalkan Larangan CPO Biodiesel ke Eropa).

Pendekatan ke Badan Perserikatan Bangsa-bangsa itu merupakan lobi kesekian kalinya yang dilakukan pemerintah. Pada pertengahan Mei kemarin, Luhut sudah bertemu pemerintah Vatikan di Roma. Dia menjelaskan persoalan wacana pelarangan produk kelapa sawit untuk biodiesel di Uni Eropa.

Halaman: