Luhut Dorong Petani Sawit Manfaatkan Pinjaman dari Tiongkok

Arief Kamaludin | Katadata
Aktivitas di perkebunan sawit.
Penulis: Dimas Jarot Bayu
Editor: Yuliawati
25/5/2018, 14.38 WIB

"Tadi diminta buat program, pekan depan datang lagi," kata Gulat.

(Baca juga: Tiongkok Tawarkan Kredit Pertanian, Pemerintah Ingin Bunga Maksimal 7%)

Sebelumnya Menteri Koodinator Bidang Perekonomian Darmin Nasution mengungkapkan China Development Bank (CDB) berminat memberikan pinjaman untuk membiayai program peremajaan perkebunan sawit rakyat dan tanaman pangan. 

Wakil Ketua Umum Kadin Bidang Agribisnis, Pangan dan Kehutanan Franky O. Widjaja menjelaskan, jika proses negosiasi berjalan mulus maka bantuan pendanaan bakal disalurkan melalui program Partnership for Indonesia's Sustainable Agriculture (PISAgro).

Franky malah berharap pembiayaan dalam durasi jangka panjang dengan masa pembebasan dari pembayaran selama empat tahun sembari menunggu tanaman bisa dipanen. Setelah itu, pengembaliannya dilakukan selama 8 tahun.  “Tidak ada masalah tapi skemanya harus antar pemerintah (G2G)."

Franky menjelaskan, dana itu bakal membantu program Peremajaan Sawit Rakyat (PSR) seluas 2 juta hektare. Dengan peremajaan, produktivitas sawit bisa meningkat dari 2-3 ton per hektare menjadi 5-6 ton per hektare.

Direktur Jenderal Perkebunan Kementerian Pertanian Bambang menuturkan saat ini terdapat 2,4 juta hektare lahan rakyat yang perlu peremajaan yang terdiri dari 1,5 juta hektare lahan petani swadaya dan 0,9 juta hektare lahan petani plasma.

Halaman: