PDIP Anggap Pidato Prabowo Dangkal soal Indonesia Bubar 2030

ANTARA FOTO/M Agung Rajasa
Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo saat kampanye pemilihan gubernur DKI Jakarta, MInggu (5/2)
Penulis: Dimas Jarot Bayu
Editor: Yuliawati
21/3/2018, 18.55 WIB

Politikus Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) menganggap dangkal pidato Ketua Umum Gerindra Prabowo Subianto yang menyebutkan Indonesia akan bubar tahun 2030. Pidato Prabowo yang diunggah dalam akun media sosial Gerindra menyita perhatian publik dengan menyatakan Indonesia tidak akan ada lagi karena hampir seluruh aset diberikan kepada pihak asing.

Ketua Dewan Pimpinan Pusat (DPP) PDIP Bambang Dwi Hartono menilai tidak mungkin elite politik di Indonesia, termasuk Presiden Joko Widodo yang belum sampai lima tahun berkuasa memberikan hampir seluruh aset negara kepada pihak asing.

"Bayangkan beliau (Jokowi) baru lima tahun dalam sejarah perjalanan bangsa yang sekian tahun (panjang). Lima tahun masak ya seperti itu kemampuannya (menyerahkan seluruh aset ke pihak asing)," kata Bambang di Hotel Atlet Century, Jakarta, Rabu (21/3).

(Baca juga: Cemooh Drama Jokowi-SBY, Gerindra Upaya Dekati AHY).

Bambang menyebut pidato Prabowo itu berlebihan dan dia menilai Indonesia masih cukup kuat dan tak akan bubar pada 2030. Dia pun juga meyakini mayoritas bangsa Indonesia sepaham dengannya, yang dibuktikan dengan masih banyaknya masyarakat yang mendukung pemikiran PDIP.

Dukungan kepada PDIP, kata Bambang, dapat terlihat dari hasil survei beberapa lembaga yang menyebutkan elektabilitas partai berlambang banteng tersebut paling tinggi dibanding lainnya.  

"Elektabilitas kisarannya paling rendah 22% bahkan bisa sampai 36%. Saya hitung sudah memberikan gambaran bahwa mayoritas penduduk Indonesia masih punya keyakinan bahwa negara ini solid, partai ini solid," kata Bambang.

Prabowo menyatakan Indonesia bubar 2030 ketika menghadiri peresmian dan bedah buku Nasionalisme Sosialisme dan Pragmatisme Pemikiran Ekonomi Politik Soemitro Djojohadikusumo pada 18 September 2017 di Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia, Depok.

Saat berdiri di mimbar, Prabowo sempat menunjukkan tiga buku yakni Destined for War: Can America and China Escape Thucydides's Trap?; War by Other Means: Geoeconomics and Statecraft; dan novel berjudul Ghost Fleet.

Prabowo diduga mengutip novel berjudul Ghost Fleet yang menggambarkan skenario perang antara Tiongkok dan Amerika, dan meramal Indonesia akan bubar pada 2030.

(Baca juga: Prabowo Cari Wakil Sebelum Deklarasi Calon Presiden 2019)

Berikut kutipan pidato Prabowo: 

Saudara-saudara,

Kita masih upacara, kita masih menyanyikan lagu kebangsaan, kita masih pakai lambang-lambang negara, gambar-gambar pendiri bangsa masih ada di sini, tetapi di negara lain mereka sudah bikin kajian-kajian, di mana Republik Indonesia sudah dinyatakan tidak ada lagi tahun 2030.

Mereka ramalkan kita ini bubar, elite kita ini merasa bahwa 80% tanah seluruh negara dikuasai satu persen rakyat kita, enggak apa-apa.

Bahwa hampir seluruh aset dikuasai satu persen, enggak apa-apa.

Bahwa sebagian besar kekayaan kita diambil ke luar negeri tidak tinggal di Indonesia, tidak apa-apa.

Ini yang merusak bangsa kita, saudara-saudara sekalian.

Semakin pintar, semakin tinggi kedudukan, semakin curang, semakin culas, semakin maling.

Tidak enak kita bicara, tapi sudah tidak ada waktu untuk kita pura-pura lagi.