Dua Bulan Terakhir, Indonesia Alami 434 Gempa Bumi

ANTARA FOTO/Adeng Bustomi
Siswa SMKN 3 Kota Tasikmalaya membersihkan meterial ruruntuhan bangunan ruang kelas yang ambruk pasca gempa bumi berkekuatan 6,9 skala richter di Taman Sari, Jawa Barat, Selasa (19/12).
6/3/2018, 16.22 WIB

Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) sudah mencatat sejumlah kejadian gempa bumi sejak Januari hingga Februari 2018. Dalam dua bulan terakhir itu sudah ada 434 kejadian gempa bumi di beberapa wilayah Indonesia.

Kepala Badan Geologi Kementerian ESDM Rudy Suhendar mengatakan dari jumlah tersebut sebanyak tiga kejadian gempa bumi yang menimbulkan kerusakan. Tiga kejadian itu ada di Lebak-Banten, Pidie- Aceh, dan Bovendigoel-Papua.

Akibat gempa di tiga lokasi itu mengakibatkan 2.858 rumah dan bangunan rusak. Selain itu terdapat satu korban meninggal dunia. "Gempa ini telah terjadi di dalam Januari hingga Februari 2018," kata dia di Jakarta, Senin (6/3).

Selain gempa bumi, Badan Geologi juga mencatat sejumlah bencana alam lainnya seperti aktivitas gunung berapi dan pergerakan tanah. Sepanjang dua bulan terakhir, ada 69 gunung api yang diamati intensif oleh Badan Geologi.

Dari jumlah itu, sebanyak empat gunung api mengalami erupsi. Pertama, Gunung Sinabung, Sumatera Utara yang mengalami erupsi 126 kali. Kedua, Gunung Agung di Bali yang mengalami erupsi 15 kali. Ketiga, Gunung Dukono di Maluku Utara sebanyak 144 kali. Keempat, Gunung Ibu di Maluku Utara sebanyak 2.629 kali.

Erupsi empat gunung itu juga berdampak pada masyarakat sekitar. Alhasil, tercatat 56.207 jiwa mengungsi ke tempat yang lebih aman.

Selain gunung api, Badan Geologi juga mencatat 252 gerakan tanah selama dua bulan terakhir. Perinciannya, 84 titik merupakan gerakan tanah berupa longsor yang terjadi di 25 kabupaten dan kota.

Ke-25 kabupaten kota itu adalah Bogor, Sukabumi, Cianjur, Bandung, Bandung Barat, Garut, Tasikmalaya, Sumedang, Kuningan, Brebes, Banjarnegara, Purbalingga, Purworwjo, Kebumen, Sleman, Bantul, Gunungkidul, Kulonprogo. Kemudian ada di Magelang, Semarang, Pasaman, Ponorogo,  dan Pacitan.

(Baca: Curah Hujan Meningkat, Ini Gejala Tanah Longsor yang Perlu Diwaspadai)

Akibat longsor itu, 555 rumah dan bangunan rusak, 4.512 jiwa mengungsi, dan 54 jiwa meninggal dunia. Untuk itu Rudy menghimbau masyarakat agar terus waspada dan berhati-hati. Apalagi saat ini curah hujan masih meningkat sehingga masyarakat perlu mewaspadai gejala longsor. Salah satunya seperti beberapa pohon atau tiang listrik sudah mulai miring. 

Reporter: Anggita Rezki Amelia