Presiden Joko Widodo (Jokowi) melakukan penanaman pohon di Desa Tarumajaya, Kecamatan Kertasari, Bandung, Jawa Barat, yang merupakan hulu sungai Citarum. Penanaman pohon ini akan menjadi tanda dimulainya revitalisasi Citarum yang sempat mendapat predikat salah satu sungai terkotor.
Sungai Citarum memang dianggap sebagai salah satu sungai tercemar di dunia. Bahkan, sebuah situs yakni HelpSaveNature.com pernah menganugerahi sungai ini sebagai satu dari 10 sungai paling tercemar di dunia. Karena itulah pemerintah merevitalisasi sungai tersebut.
"Presiden dan rombongan akan ke Desa Tarumajaya, Kertasari, Kabupaten Bandung dengan Helikopter Super Puma TNI Angkaan Udara," demikian keterangan resmi Sekretariat Presiden, Kamis (22/2). (Baca: Jokowi Minta Para Menteri Atasi Pencemaran Sungai Citarum)
Setelah acara tersebut Jokowi akan menuju kota Bandung untuk meninjau pelayanan di salah satu rumah sakit. Acara lalu dilanjutkan dengan pengarahan kepada peserta Rakernas Asosiasi Pemerintah Provinsi Seluruh Indonesia (APPSI). "Sore harinya Presiden akan menuju Bandara Ngurah Rai untuk melanjutkan kunjungan kerja pada esok hari," demikian keterangan Setpres.
Hadir menyertai Presiden dalam kunjungan ke Bandung adalah Sekretaris Kebinet Pramono Anung, Anggota Dewan Pertimbangan Presiden Agum Gumelar, serta Kepala Sekretariat Presiden Heru Budi Hartono.
Sebelumnya Jokowi mengungkapkan setidaknya ada 3.000 industri yang berada di Daerah Aliran Sungai (DAS) Citarum mencemari sungai tersebut. Hal ini dikatakan Jokowi saat membuka pertemuan dengan para tokoh pemerhati lingkungan di Bandung bulan lalu.
(Baca: Cemari Citarum, 15% Pabrik Tekstil Tak Punya Pengolahan Limbah)
Jokowi mengatakan pengerukan yang dilakukan pemerintah tidak akan efektif apabila bagian hulu, tengah, dan hilir Citarum tidak dibenahi. Salah satu yang menjadi masalah adalah bagian tengah di mana industri berlokasi. "Kami prihatin bahwa informasi yang saya terima, 3.000 industri kebanyakan limbahnya masuk Citarum," kata Jokowi.
Presiden juga meminta masukan para pemerhati lingkungan untuk menata Citarum. Salah satunya mengenai keberadaan 2.400 perambah hutan di hulu Citarum yang semuanya petani kentang dan wortel. Perlu solusi untuk memindahkan produksi para petani ini ke komoditas lain yang lebih ramah lingkungan.