Dalam pidato memperingati Hari Pahlawan 10 November, Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengatakan ancaman bagi Indonesia telah berubah. Jika dulu ancaman berasal dari penjajah saja, sekarang ini ancaman berasal dari berbagai penjuru. Namun, ancaman yang ada telah memunculkan pahlawan-pahlawan baru.

Sri Mulyani menyebut adanya ancaman terhadap ideologi Pancasila, kebhinekaan, dan persatuan Indonesia, ancaman akibat perubahan iklim yang menyebabkan bencana alam, dan ancaman akibat perubahan teknologi yang tidak diantisipasi.

Selain itu, “Ancaman kejahatan, kriminal, terorisme, perdagangan ilegal seperti human trafficking, drugs, dan aliran dana ilegal. Juga ancaman korupsi," kata dia saat berpidato dalam upacara Hari Pahlawan di kantornya, Jakarta, Jumat (10/11). (Baca juga: Paradise Papers Ungkap Modus Perusahaan Cangkang Sukanto Tanoto)

Menurut Sri Mulyani, ancaman-ancaman baru tersebut telah melahirkan pahlawan-pahlawan baru, yaitu mereka yang konsisten, penuh integritas dan setia mengabdi untuk menjaga negeri. Ia pun menyebut bahwa pahlawan juga lahir di Kementerian Keuangan.

Pahlawan yang ia maksud adalah jajaran Direktorat Jenderal (Ditjen) Bea dan Cukai yang terus menjaga Indonesia dalam memberantas penyelundupan narkoba dan barang ilegal lainnya. Kemudian, jajaran Ditjen Pajak yang setia menjalankan tugas mengumpulkan penerimaan negara untuk membangun Indonesia yang adil dan makmur.

(Baca juga: Penerimaan Baru 63% dari Target, Ditjen Bea Cukai Gempur Barang Ilegal)

Begitu juga seluruh jajaran Kementerian Keuangan yang profesional dan berintegritas menjaga dan mengelola keuangan negara. "Mereka yang penuh dedikasi dan tidak kompromi serta tidak melakukan korupsi untuk kepentingan sendiri. Merekalah pahlawan hari ini," ucapnya.