SMRC: Kans Jokowi Menang Pilpres 2019 Lebih Baik Dibanding SBY di 2009

ANTARA FOTO/Setpres/Agus Suparto
Presiden Joko Widodo didampingi Wapres Jusuf Kalla dan Panglima TNI Jenderal TNI Gatot Nurmantyo saat perayaan HUT TNI ke-72 di Dermaga Indah Kiat, Cilegon, Banten Kamis (5/10).
Penulis: Dimas Jarot Bayu
Editor: Yuliawati
5/10/2017, 18.47 WIB

Jika dibandingkan dengan SBY yang pada Pemilu 2009 melawan Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri, elektabilitas SBY ketika itu sebesar 53,4%. Sementara elektabilitas Megawati saat itu sebesar 46,6%.

Menurut Djayadi, peluang Jokowi lebih besar karena kebijakannya saat ini tidak ada yang berdampak negatif secara signifikan kepada tingkat elektabilitas. SBY, kata Djayadi, pada 2007 mengeluarkan kebijakan yang cukup kontroversial, yakni dengan menaikkan harga Bahan Bakar Minyak (BBM).

Kebijakan tersebut berdampak negatif cukup besar terhadap tingkat elektoral SBY. Kendati, SBY dengan berbagai programnya dapat melewati masalah tersebut sehingga memenangkan Pemilu 2009.

Jokowi pada periode yang sama tidak dihadapkan dengan masalah tersebut. Bila tidak ada masalah serius hingga hari H Pilpres 2019, peluang Jokowi untuk dipilih lagi kemungkinan lebih baik dibandingkan SBY jelang Pilpres 2009," kata Djayadi.

Beberapa survei dari lembaga lainnya pun menunjukkan elektabilitas Jokowi terdepan dibandingkan yang lain. Survei lembaga Media Survei Nasional (Median) yang digelar pada 14-22 September 2017 menunjukkan tingkat elektabilitas Jokowi mencapai 36,2% dan Prabowo Subianto sebesar 23,2%.

Sementara itu berdasarkan survei lembaga riset Centre for Strategic and International Studies (CSIS) pada 23-30 Agustus 2017, menunjukkan elektabilitas Jokowi 50,9%, sementara Prabowo 25,8%. CSIS menyatakan tingkat elektabilitas Jokowi lebih tinggi dibandingkan setahun lalu yang sebesar 41,9%. Sedangkan tingkat keterpilihan Prabowo juga naik dari 24,3% pada tahun lalu.

Halaman: