Wakil Presiden Jusuf Kalla mengingatkan industri media siber (online) untuk tetap mengedepankan etika dalam pemberitaan. Hal ini erat kaitannya dengan maraknya hoax atau informasi tidak benar yang kerap beredar dengan cepat di masyarakat.

Dalam pembukaan kongres pertama Asosiasi Media Siber Indonesia (AMSI), Kalla mengatakan teknologi informasi berkembang dengan cepat saat ini. Dia berharap agar media siber bisa memberikan input yang benar sehingga masyarakat mendapatkan informasi dengan jernih dan akurat.

"Karena di Indonesia yang mempengaruhi opini adalah input," kata Kalla di Hotel Akmani, Jakarta, Selasa (22/8). (Baca: Menkominfo Ancam Blokir Facebook Bila Konten Negatif Dibiarkan)

Kalla menjelaskan perubahan di dunia saat ini sangat cepat. Seringkali perubahan-perubahan tersebut dimotori oleh merebaknya informasi dengan mengandalkan kecanggihan teknologi. Perubahan juga terjadi pada media, di mana saat ini media online merajalela dan mengandalkan kecepatan informasi, bukan lagi konten informasinya. Namun hal tersebut ternyata memiliki konsekuensi tersendiri.

Kalla juga mengakui dirinya dan Presiden Joko Widodo (Jokowi) kerap membaca berita di media online. Oleh sebab, itu dia berharap media siber benar-benar memperhatikan netralitas serta objektifitas pemberitaan. "Saya baca koran tiap hari tapi sudah lebih pendek karena sudah tahu sejak kemarin dari anda (media online)," katanya.

Sementara Ketua Umum Presidium AMSI Wanseslaus Manggut berharap Pemerintah dapat menjadi dirijen dalam pemberantasan berita hoax. Apalagi, jumlah media digital seluruh Indonesia sangat banyak bisa mencapai 43 ribu. "Karena membereskan hoax tidak bisa dilakukan media sendirian saja," katanya.

(Baca: Asosiasi Media Siber Indonesia Bantu Pemerintah Lawan Hoax)

Selain itu, karena media online saat ini muncul dalam bentuk start up, dirinya berharap tidak ada regulasi yang mencekik keberadaan media ini, terutama di daerah. Apalagi dirinya berpendapat media online yang resmi bekerja dengan berlandaskan sejumlah aturan seperti etika jurnalistik yang ketat.

"Apalagi di daerah banyak start up media online yang prudent dari sisi jurnalistik namun tidak prudent dari sisi modal," katanya.

Sedangkan Ketua Panitia Kongres AMSI Adi Prasetya mengatakan hingga saat ini kurang lebih 300 media online telah menjadi anggota AMSI. Dirinya juga mengatakan asosiasi ini terbentuk untuk mewadahi industri media digital utamanya dalam membendung berita hoax.

"Merebaknya hoax menjadi kenyataan yang tidak dapat dibendung," katanya. (Baca: Blokir Tak Efektif, Menkominfo Harap Fatwa MUI Berantas Hoax)