Presiden Joko Widodo (Jokowi) menyerukan internasionalisme untuk mengatasi persoalan dunia. Hal itu disampaikannya di hadapan para pemimpin 21 negara anggota Asosiasi Negara Lingkar Samudera Hindia (IORA).
“Sebagaimana disampaikan secara amat bijaksana oleh pendiri Indonesia, Soekarno, lebih dari setengah abad lalu, internasionalisme tidak dapat hidup subur kalau tidak berakar dalam bumi nasionalisme. Sebaliknya, nasionalisme tidak bisa tumbuh subur kalau tidak hidup dalam taman sari internasionalisme,” kata Presiden Joko Widodo dalam pembukaan Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) IORA, Selasa (7/3).
Jokowi menilai, kata-kata yang disampaikan Proklamator Indonesia itu masih relevan dengan kondisi global saat ini. Di mana, dalam pergaulan internasional setiap negara pasti mengejar kepentingan nasionalnya masing-masing.
(Baca juga: Cerita Jokowi Pernah Pekerjakan Tenaga Asing Saat jadi Pengusaha)
Ia berharap nasionalisme yang tumbuh bisa tetap memberikan kesempatan bagi terjalinnya hubungan internasional yang baik untuk kesejahteraan bersama. “Nasionalisme yang tulus yang melakukan apa yang benar untuk kesejahteraan jangka panjang rakyat kita, bukan untuk kepentingan sesaat,” katanya.
Jokowi mengatakan persoalan pencemaran lingkungan dan bencana alam lintas negara memerlukan perhatian bersama. Pasalnya, Lingkar Samudera Hindia secara periodik selalu terjadi bencana alam yang dapat mengganggu jalannya roda perekonomian. Yang terbilang besar misalnya tsunami Aceh pada 2004 lalu, di mana dampaknya terasa hingga Afika Selatan.
Selain itu, Samudera Hindia juga menghadapi persoalan pencemaran laut oleh sampah plastik yang kian memprihatinkan. Ia berhadap persoalan tersebut dapat diselesaikan bersama-sama.
(Baca juga: Indonesia Tawarkan Investasi di Lima Sektor Industri ke IORA)
Namun, ada juga persoalan nasional yang dapat diselesaikan sendiri. Jokowi mencontohkan persoalan kebakaran hutan dan lahan gambut yang terjadi tiap tahun di Indonesia. Makanya, sejak resmi diangkat sebagai Presiden Indonesia pada 2014, ia mengambil beberapa langkah untuk mengatasi persoalan tersebut.
Pidato pembukaan tersebut dihadiri oleh para kepala negara, antara lain Presiden Afrika Selatan Jacob Zuma, Presiden Mozambique Filipe Nyusi, Presiden Sri Lanka Maithripala Sirisena, Perdana Menteri Australia Malcolm Turnbull, dan Perdana Menteri Malaysia Dato’ Najib Tun Abdul Razak.
KTT IORA akan menghasilkan empat dokumen untuk mendorong kawasan Samudera Hindia menjadi damai, stabil, dan sejahtera. Keempat dokumen itu antara lain IORA Concord, IORA Action Plan, Deklarasi Untuk Mencegah dan Melawan Terorisme, serta Deklarasi Komunitas Bisnis IORA untuk Membangun Kemitraan Strategis yang Berkelanjutan dan Adil.
(Baca juga: Jokowi Ingin Perkuat Poros Maritim di Samudera Hindia)