Pemerintah menaruh harapan besar terhadap kunjungan Raja Arab Saudi, Salman bin Abdul Aziz Al Saud, ke Indonesia mulai Rabu besok. Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menyatakan, para menteri sudah berkoordinasi guna memanfaatkan kunjungan tersebut untuk meningkatkan investasi Arab, termasuk mengupayakan penambahan kuota haji.
"Presiden (Joko Widodo) dan seluruh menteri sudah berkoordinasi untuk memanfaatkan (kedatangan Raja Arab)," kata Sri Mulyani usai menghadiri Rapat Koordinasi Nasional (Rakornas) bertajuk "Optimalisasi Peran Belanja Kementerian dan Lembaga (K/L) dalam Rangka Ketahanan Fiskal dan Ekonomi" di kantornya, Jakarta, Selasa (28/2).
Sebelumnya, Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Thomas Trikasih Lembong mengatakan, pertemuan Presiden Joko Widodo dengan Raja Salman nantinya akan membahas beberapa hal, termasuk rencana investasi di sektor energi. (Baca juga: Tur Raja Salman ke Asia di Tengah Defisit Anggaran Arab Saudi)
Tak hanya melakukan negoasiasi, kedua pemimpin negara akan menyaksikan penandatanganan investasi Saudi Aramco dalam perluasan proyek kilang Cilacap senilai US$ 6 miliar atau setara Rp 80 triliun. Selain itu, ada beberapa kontrak lain dengan nilai mencapai US$ 1 miliar atau sekitar Rp 13,3 triliun.
Adapun, sejauh ini, investasi Arab Saudi di Indonesia terbilang kecil. Mengacu pada data Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM), sepanjang 2016 realisasi investasinya hanya US$ 900 ribu atau sekitar Rp 11,9 miliar untuk 44 proyek. Dengan angka realisasi investasi itu, Arab Saudi berada di posisi 57 dalam daftar negara investor di Indonesia. (Bava juga: Peringkat 57, Investasi Arab Saudi di Indonesia Cuma Rp 11,9 Miliar)
Posisi itu jauh dibandingkan realisasi investasi dari negara Timur Tengah lainnya, seperti Kuwait yang mencapai US$ 3,6 juta. Peringkat Arab Saudi juga di bawah Afrika Selatan yang nilainya mencapai US$ 1 juta untuk delapan proyek. Bahkan, Mali mampu menginvestasikan US$ 1,1 juta.
Sedangkan jika dihitung pada periode 2010 hingga 2015, nilai investasi Arab Saudi tercatat hanya mencapai US$ 34 juta atau 0,02 persen dari total investasi asing yang masuk ke Indonesia dalam kurun waktu tersebut.
Seperti diketahui, Raja Salman bersama rombongan besarnya memulai lawatan ke beberapa negara di Asia pada Minggu (26/2) kemarin. Lawatan selama sebulan penuh ini disebut-sebut bertujuan mendorong kerja sama ekonomi dan menjaring investasi di tengah defisit anggaran akibat lesunya perekonomian Arab Saudi.
Beberapa negara yang dikunjungi Raja Salman adalah Malaysia, Indonesia, Cina dan Jepang. Inilah kunjungan pertama Raja Salman ke luar Timur Tengah dan Afrika Utara sejak dia melawat ke Amerika Serikat tahun 2015. (Baca juga: Lawatan Raja Salman dan Eratnya Hubungan Ekonomi Arab-Cina)