Produksi Lapangan Banyu Urip di Blok Cepu, Jawa Timur, kembali normal setelah sempat turun akibat masalah cuaca. Saat ini, lapangan yang dioperasikan oleh ExxonMobil tersebut telah mencapai 200 ribu barel per hari (bph).
Vice President Public and Government Affairs ExxonMobil Indonesia, Erwin Maryoto mengatakan kegiatan produksi Blok Cepu telah kembali normal sejak pekan lalu. ''Tingkat produksi lapangan Banyu Urip dan lifting dari fasilitas Gagak Rimang sudah normal kembali,'' kata dia kepada Katadata, Senin (20/2).
(Baca: Produksi Minyak Blok Cepu Turun 75 Persen)
Namun, produksi sebesar 200 ribu bph masih merupakan uji coba. Alasannya, ExxonMobil juga tengah menunggu terbitnya revisi analisis dampak lingkungan (AMDAL) Blok Cepu yang dikeluarkan oleh Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan.
Sebagaimana diketahui, sepanjang 5-11 Februari lalu produksi minyak di Blok Cepu anjlok hingga 75 persen, yakni dari 200 ribu bph menjadi hanya 50 ribu bph. Hal ini diketahui saat rombongan Komisi Energi DPR berkunjung ke Blok Cepu beberapa pekan lalu. (Baca: Exxon Uji Coba Produksi Lapangan Banyu Urip 200 Ribu Barel)
Wakil Ketua Komisi VII DPR Satya Widya Yudha pernah mengatakan, ExxonMobil sengaja menurunkan produksinya pada waktu itu. Alasannya untuk menghindari kepenuhan kapasitas (top tank) di fasilitas penyimpanan di Floating Storage Offloading (FSO) Gagak Rimang akibat. Cuaca buruk di laut Tuban membuat kapal tangker yang mengangkut minyak ini sulit bersandar di FSO Gagak Rimang.
Menurut dia, akibat penurunan produksi ini, ada potensi kehilangan pendapatan negara dari minyak yang diproduksi dari Blok Cepu tersebut. Namun, hilangnya potensi penerimaan negara ini hanya sementara. (Baca: SKK Migas Upayakan Penurunan Produksi Blok Cepu Tak Ganggu Penerimaan)
Imbasnya, kondisi blok Cepu yang mengalami penurunan produksi pada waktu lalu, ikut membuat lifting minyak menurun. Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu MInyak dan Gas Bumi (SKK Migas) mencatat rata-rata lifting minyak saat ini hanya 780 ribu barel per hari (bph), masih di bawah target dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2017 sebesar 815 ribu bph.