Wishnu Wardhana memutuskan mundur dari jabatannya sebagai Komisaris Utama PT Indika Energy Tbk. Pengunduran diri tersebut seiring dengan aktivitasnya sebagai manajer tim kampanye pemenangan calon Gubernur DKI Jakarta Agus Harimurti Yudhoyono (AHY).
Berdasarkan informasi yang diperoleh Katadata, pengunduran diri Wishnu akan diputuskan dalam Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) Indika yang digelar akhir bulan ini. “Wishnu mundur dari jabatan di Indika Energy dan juga seluruh anak perusahaannya," kata seorang sumber, awal pekan ini.
(Kumpulan data survei Pilkada DKI Jakarta: Suara untuk DKI-1)
Dalam surat panggilan kepada para pemegang saham, RUPSLB Indika yang akan digelar 30 Januari mendatang memang memuat agenda tunggal: perubahan susunan dewan komisaris dan / atau direksi perseroan.Sedangkan pengunduran diri Wishnu sudah disampaikan manajemen Indika melalui surat bertanggal 15 Desember 2016 kepada Otoritas Jasa Keuangan (OJK).
“Bersama ini kami sampaikan bahwa pada tanggal 14 Desember 2016 perseroan telah menerima surat pengunduran diri Bapak Wishnu Wardana dari jabatannya selaku komisaris utama perseroan,” kata Direktur Indika Azis Armand dalam suratnya yang salinannya dimiliki Katadata.
(Multimedia: Survei 6 Lembaga: Ahok Memimpin)
Berdasarkan laporan kepemilikan saham direksi dan komisaris Indika Energy, per 31 Desember 2016 Wishnu mempunyai 1,2 juta saham atau 0,02 persen saham emiten berkode INDY tersebut. Jajaran komisaris Indika diisi oleh Wakil Komisaris Utama Agus Lasmono dan Richard Bruce Ness yang masing-masing memiliki 0,19 persen dan 0,01 persen saham INDY. Adapun mantan Menteri Keuangan Chatib Basri dan Boyke Mukijat duduk sebagai Komisaris Independen Indika.
(Baca: Perusahaan Sandiaga Uno Jual Saham Tol Cipali ke Grup Astra)
Sekadar informasi, Wishnu masuk dalam jajaran tim pemenangan Agus Yudhoyono dalam pemilihan kepala daerah DKI Jakarta pada awal Oktober lalu. "Manajer kampanyenya Bapak Wishnu Wardana, teman Mas Agus (AHY). Dia bukan dari partai, (kalangan) profesional," kata Sekjen Partai Demokrat Hinca Pandjaitan seperti dikutip dari Kompas.com, 5 Oktober 2016.