ExxonMobil Indonesia melalui Mobil Cepu Ltd mulai menggenjot produksi minyak Blok Cepu hingga 200 ribu barel per hari (bph). Jumlah ini sesuai dengan rencana kerja dan anggaran perusahaan (RKAP) tahun depan.
Vice President Public and Government Affair ExxonMobil Indonesia Erwin Maryoto mengatakan, target produksi 2017 meningkat dari tahun sebelumnya karena ada tambahan cadangan. Pada awal pengajuan rencana pengembangan lapangan (Plan of Development/PoD), pemerintah setuju Blok Cepu memproduksi 450 juta barel dari total seluruh cadangannya yang sebesar 1 miliar barel. Jadi, rata-rata produksi hariannya 165 ribu barel.
(Baca: ExxonMobil Tunggu Tim Penilai Selesaikan Masalah Lahan Blok Cepu)
Namun, berdasarkan kajian terbaru Exxon, blok tersebut bisa memproduksi 720 juta barel dari total seluruh cadangan yang ada. Dengan fasilitas yang memadai, perusahaan minyak asal Amerika Serikat tersebut sekarang menggenjot produksi Blok Cepu hingga 185 ribu bph.
Berdasarkan permintaan Komisi Energi DPR dan seizin Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas), Exxon ingin meningkatkan produksi Blok Cepu tahun depan hingga 200 ribu bph. "Sudah dimasukkan dalam RKAP 2017," ujar Erwin saat berdialog dengan para wartawan di Lapangan Banyu Urip, Blok Cepu, Bojonegoro, Jawa Timur, Kamis (8/12).
Namun, untuk menggenjot produksi hingga 200 ribu bph, Exxon masih menunggu izin Analisis Dampak Lingkungan (Amdal) dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK). Padahal, Erwin mengklaim, penambahan produksi ini tidak berdampak signifikan terhadap lingkungan.
Dari segi teknis, fasilitas produksi, tempat penyimpanan dan pipa untuk menyalurkan minyak ini, telah siap mengalirkan minyak hingga 200 ribu bph. Namun, memang ada tambahan biaya operasional yang akan ditanggung pemerintah.
Erwin mengatakan jumlah tambahan biaya operasional itu kecil. "Kami mengacu pada kontrak. Semua biaya sebelum produksi recoverable," ujar Erwin. (Baca: Produksi Blok Cepu Jadi 200 Ribu Barel, Exxon Perlu Investasi Lagi)
Sementara itu, Vice President Exxon Mobil Cepu Limited dan Pimpinan Operasi Lapangan Banyu Urip Muhammad Nurdin mengatakan, peningkatan produksi ini juga akan membuat minyak yang dijual semakin banyak. Dengan begitu, makin banyak kapal yang datang untuk mengangkut. "Tentunya ini juga akan menguntungkan pemerintah," ujarnya.
Kepala SKK Migas Amien Sunaryadi menyatakan, pihaknya telah menyetujui peningkatan produksi untuk Exxon di Blok Cepu tersebut. Tapi, surat persetujuan tersebut disertai beberapa catatan. Sayangnya, Amien tidak merinci catatan tersebut. (Baca: Tujuh Alasan SKK Migas Tolak Produksi Blok Cepu Lewati 165 Ribu Bph)
Dalam rapat dengan Komisi Energi DPR, Senin (5/12) lalu, produksi Blok Cepu 200 ribu bph dapat tercapai dengan asumsi izin Amdal keluar awal 2017. "Proses utama yang masih kami tunggu adalah Amdal," ujar Amien.