Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral tetap membolehkan Inpex Corporation untuk membangun kilang gas di proyek Blok Masela. Sebelumnya, perusahaan Jepang ini direncanakan hanya boleh mengebor di blok tersebut.
Pelaksana tugas Menteri Energi Luhut Binsar Pandjaitan -sebelum Ignasius Jonan diangkat sebagai Menteri Energi definitf- menyatakan awalnya ada rencana agar Inpex hanya sampai kegiatan pengeboran di Blok Masela. Adapun proses pengolahan di kilang gas alam cair (LNG) akan dikerjakan pemerintah. Tapi rencana itu berubah setelah mengkaji lebih lanjut.
Menurut Luhut, tim terus mengkaji skema yang lebih efisien untuk pengembangan lapangan gas yang memiliki cadangan 10,7 triliun kaki kubik (tcf). “Kilang LNG masih dibangun Inpex. Pengelolaan sampai kilang LNG pasti mereka,” kata Luhut saat ditemui di Kantor Kementerian Energi, Kamis malam, 14 Oktober 2016. (Baca: Grup Bakrie Tak Ikut Proyek Masela, Ical: Tidak Punya Duit).
Namun Luhut tidak mau gas dari Lapangan Abadi, Blok Masela hanya diekspor. Ia menginginkan gas tersebut digunakan untuk dalam negeri. Dengan demikian akan ada nilai tambah untuk perekonomian Indonesia.
Nantinya di sana hendak dibangun pabrik pupuk dan pabrik petrokimia di sekitar Blok Masela. Untuk itu Luhut mengajak Inpex Corporation ikut membangun industri pengolahan barang turunan dari Blok Masela. “Bisa saja kami join dengan mereka,” kata dia. (Baca: Inpex Diminta Ikut Garap Industri Hilir Proyek Masela).
Dari beberapa hasil kajian tim, Luhut melanjutkan, investasi di Blok Masela kemungkinan berkurang. Sayangnya ia belum mau menyebut besarannya, tapi angka investasinya akan jauh di bawah US$ 22 miliar.
Sebelumnya ada skenario memisahkan kegiatan hulu dan hilir dalam pengembangan blok kaya gas di Laut Arafura tersebut. Hal ini berdasarkan hasil rapat di Kementerian Energi, Rabu malam (14/9).
Dengan skema ini, kegiatan hulu seperti pengeboran akan dipegang oleh Inpex Corporation selaku operator Blok Masela. Sementara kegiatan hilir seperti pembangunan kilang gas alam cair di darat beserta pemanfaatan gas akan dilakukan oleh perusahaan Indonesia.
Perusahaan yang disebut Luhut sebagai Indonesia Incorporate ini nantinya terdiri dari Badan Usaha Milik Negara (BUMN) dan dipegang oleh pemerintah. Dengan begitu, investasi Blok Masela yang dikeluarkan Inpex akan jauh lebih murah. Nilai investasi pengembangan Blok Masela lebih rendah dari perkiraan awal menjadi US$ 7 miliar. (Baca: Konsep Baru, Kementerian ESDM Klaim Investasi Masela Bisa US$ 7 M).