PT Pertamina (Persero) mulai mengalirkan gas untuk jaringan di dalam Kota Sidoarjo dan Pekanbaru. Program jaringan gas kota ini merupakan penugasan dari pemerintah dan menggunakan dana Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN).
Penugasan di Kabupaten Sidoarjo diberikan Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) kepada Pertamina melalui Direktorat Gas, Energi Baru dan Terbarukan. Sedangkan untuk pengoperasiannya dilakukan oleh anak usahanya, yakni PT Pertagas Niaga. (Baca: Jaringan Gas Rumah Tangga Hanya Dibangun di Kota Dekat Sumber Gas)
“Ini menjadi bukti komitmen kuat Kementerian ESDM dan Pertamina Group untuk selalu menyediakan energi bersih,” ujar Linda Sunarti, Presiden Direktur Pertagas Niaga, berdasarkan siaran persnya, Rabu (12/10).
Lewat program ini, sekitar 3.850 rumah di Kabupaten Sidoarjo dapat merasakan aliran gas bumi untuk pertama kalinya. Penyebaran jaringan gasnya meliputi Kelurahan Gempol Sari, Kedung Turi, Kali Tengah, Kludan, Ngaban, Kalidawir, Kedung Banteng, dan Desa Putuat.
Pengembangan di seluruh wilayah tersebut merupakan pembangunan jaringan gas tahap kedua di Kabupaten Sidoarjo. Sebelumnya, telah terpasang sebanyak 6.500 Sambungan Rumah Tangga (SR).
Kini, Sidoarjo menjadi kabupaten dengan jumlah jaringan gas terbanyak yang dikelola oleh Pertamina, yakni sebanyak 10.350 SR. Sumber gasnya berasal dari Kontraktor Kontrak Kerja Sama (KKKS) PT Lapindo Brantas, Inc. sebanyak 0,4 MMSCFD dari sumur Tanggulangin V.
(Baca: Pemerintah Targetkan Tambah 7,9 Juta Jaringan Gas RT)
Selain di Sidoarjo, Pertagas Niaga mengalirkan gas secara bertahap kepada 3.713 SR di Kota Pekanbaru, Riau. Pengembangan jaringan gas yang juga menggunakan APBN ini dilaksanakan di Kelurahan Tanjung Rhu, Pesisir, Sekip dan Rintis di Kecamatan Lima Puluh.
Sumber gas untuk seluruh jaringan tersebut berasal dari KKKS Energi Mega Persada (EMP) Bentu Limited dari Sumur Seng dan Sumur Segat sebesar 0,2 MMSCFD. Untuk pengoperasiannya, Pertagas Niaga bekerjasama dengan Badan Usaha Milik Daerah setempat.
Sekadar informasi, selama tiga tahun terakhir Pertamina telah mengelola jaringan gas di 13 kabupaten/kota dengan target keseluruhan pengembangan sebanyak 98.500 SR hingga akhir tahun ini. “Jumlah ini akan terus bertambah karena pemerintah tengah meningkatkan pemanfaatan gas bumi dalam rangka diversifikasi penggunaan bahan bakar sektor rumah tangga,” ujar Linda.
Menurut dia, gas kota adalah alternatif energi baru yang lebih bersih untuk kebutuhan rumah tangga. “Selain pasokan gasnya yang pasti, dari sisi safety juga lebih aman karena sistem tekanan gas kota hanya sebesar 0,02 bar, lebih rendah dari LPG,” lanjut Linda. (Baca: Berpacu Mengurai Ruwetnya Masalah Harga Gas)
Melalui pengembangan gas kota berkelanjutan di berbagai wilayah di Indonesia, Pertamina dan afiliasinya berharap tidak hanya menjamin pasokan energi untuk kebutuhan rumah tangga. Namun dapat meningkatkan perekonomian warga melalui industri rumah tangga.