Grup Bakrie Tak Ikut Proyek Masela, Ical: Tidak Punya Duit

Arief Kamaludin|KATADATA
Bos Grup Bakrie, Aburizal Bakrie, saat mengikuti program pengampunan pajak di Kantor Pusat Direktorat Jenderal Pajak, Jakarta, Kamis, (29/9).
12/10/2016, 20.03 WIB

Aburizal Bakrie, pemilik Grup Bakrie, mengaku grup usahanya tidak memiliki rencana turut menggarap proyek pengembangan Blok Masela. Alasannya, Grup Bakrie yang juga memiliki lini usaha produsen pipa minyak dan gas ini tidak memiliki pendanaan yang mencukupi.

Aburizal, yang dulu akrab disapa Ical, terlihat mendatangi kantor Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman, Jakarta, sekitar pukul 17.15 WIB. Ia didampingi oleh Wakil Ketua Umum Bidang Energi, Minyak, dan Gas Kadin Indonesia Bobby Gafur Umar, yang juga Presiden Direktur PT Bakrie & Brothers Tbk.

Selama 40 menit, mereka menemui Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman Luhut Binsar Pandjaitan. Ical membantah pertemuan dengan Luhut, yang juga Pelaksana tugas Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) itu, untuk membahas rencana pengembangan Blok Masela.

Ia juga menegaskan, Grup Bakrie tidak akan terlibat dalam proyek di bloka kaya gas di Laut Arafura, Maluku, tersebut, karena masalah pendanaan. "Masela? Ah tidak ada. Kegedean, tidak punya duit," kata Ical sambil tersenyum. (Baca: Anak Usaha Bakrie Incar Proyek Jaringan Pipa Blok Masela)

Menurut dia, pertemuan tersebut hanya membahas soal pembangunan Indonesia ke depan, termasuk di sektor energi. Sebab, Ical menyoroti masalah penggunaan bahan bakar yang saat ini masih menggunakan Solar. 

Ke depan, menurut dia perlu penggunaan sumber energi lain, seperti tenaga matahari, air, hingga nuklir. ”Dunia kan sudah bergerak ke arah (tenaga) surya, kenapa Indonesia tidak. Jadi (pertemuan ini) bukan (soal) politik,” kata Ical.

(Baca: Kisruh Blok Masela, Faisal Basri: Perusahaan Pipa Punya Siapa?)

Peluang perusahaan Bakrie terlibat dalam Proyek Masela sebenarnya terbuka lebar setelah pemerintah memutuskan pengembangan blok migas itu menggunakan skema di darat. Dengan membangun kilang pengolahan gas alam cair (LNG) di darat, berarti membutuhkan pasokan pipa dengan panjang ratusan kilometer. Sementara Grup Bakrie juga memproduksi pipa di bawah bendera PT Bakrie Pipe Industries.

(Baca: Inpex Diminta Ikut Garap Industri Hilir Proyek Masela)

Apalagi, Luhut tengah mendorong peningkatan penggunaan produk dalam negeri, khususnya pipa, dalam proyek-proyek migas. Kewajiban penggunaan pipa lokal ini berlaku juga untuk proyek Blok Masela. “Kalau bisa ya harus, untuk memenuhi tingkat kandungan dalam negeri (TKDN),” katanya, 26 Agustus lalu.