Kadin Dorong Pembangunan Pusat Industri di Dekat Sumber Gas

Katadata | Arief Kamaludin
8/9/2016, 18.38 WIB

Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia mendorong agar pusat industri dibangun di daerah yang memiliki sumber gas. Dengan begitu industri bisa menikmati harga gas bumi lebih murah sebagai bahan baku.

Ketua Kadin Rosan Perkasa Roeslani mengatakan, rata-rata industri saat ini dibangun di sekitar Pulau Jawa. Padahal, sumber bahan baku industri seperti gas atau batubara umumnya berada di wilayah Kalimantan dan Sumatera.

Kondisi ini membuat harga gas menjadi mahal. "Ini karena gasnya ada di Sumatera tapi dibawa ke Jawa. Jadi bagusnya pusat industri itu dibangun dekat dengan lumbung energi," kata Rosan dalam Forum Ketahanan Energi Nasional (FKEN) di Jakarta, Kamis (8/9). (Baca: Aturan Terbit, Diskon Harga Gas Bumi Dinikmati Tujuh Industri)

Dalam forum diskusi tersebut, Anggota Komisi VII Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) Satya Widya Yudha mengatakan harga gas untuk industri menjadi murah jika pemerintah melakukan pembenahan kontrak hulu kontraktor migas. Pembenahan di hulu ini perlu karena penyedia sumber gas bagi industri.

Pemerintah harus membuat kontrak hulu migas semenarik mungkin untuk investor. Salah satunya adalah menerapkan skema bagi hasil sliding scale. Artinya, ketika harga minyak naik maka pemerintah diuntungkan. Namun, ketika harga minyak rendah maka penerimaan negara bisa berkurang.

Penerapan skema ini supaya lapangan migas bisa ekonomis untuk diproduksi. “Kalau ini dibenahi itu ada di tangan pemerintah," kata dia. (Baca: Turunkan Harga, SKK Migas Diminta Tinjau Ulang Biaya Hulu Gas)

Sementara itu, Direktur Operasi PT Perusahaan Gas Negara Tbk (PGN) Danny Praditya meminta agar pemerintah bersedia mengurangi penerimaan negara untuk mendorong harga gas murah. Sebab, harga gas di Indonesia lebih mahal dibandingkan negara lain. Contohnya, harga gas di Malaysia saat ini sebesar US$ 6,8 per mmbtu karena pemerintahnya memberikan subsidi harga gas sebesar US$ 6,7 per mmbtu bagi industri di sana.

Di tempat lain, Direktur Jenderal Minyak dan Gas Bumi (Migas) Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) I.G.N. Wiratmaja Puja mengatakan, pemerintah sedang mengefisienkan biaya-biaya yang ada di hulu migas untuk menekan harga gas. “Kami lihat dan bedah stuktur biayanya yang ada di hulu. Mana saja  yang bisa diefisiensikan,” kata dia di Kementerian ESDM, Jakarta, Kamis (8/9).

(Baca: Pemerintah Susun Skenario Penurunan Harga Gas Untuk Industri)

Dengan efisiensi tersebut, Wiratmaja berharap harga gas bisa turun lagi. Berdasarkan data SKK Migas, harga gas di Jawa Timur sekitar US$ 8,01-8,05 per mmbtu dan Jawa bagian Barat di kisaran USD 9,14-9,18 per mmbtu. Sedangkan harga untuk wilayah Sumatera bisa mencapai USD13,90-13,94 per mmbtu.