Produksi minyak PT Pertamina Hulu Energi selama semester I tahun ini mencapai 61.305 barel per hari (bph). Jumlahnya masih di bawah target yang dicanangkan dalam Rencana kerja Anggaran Perusahaan (RKAP) 2016 sebesar 63.928 bph.

Presiden Direktur Pertamina Hulu Energi (PHE) Gunung Sardjono Hadi mengatakan, penyebab produksi di bawah target tersebut adalah harga minyak mentah Indonesia (ICP) yang rendah. Pada Januari hingga Maret lalu, ICP masih di bawah US$ 30 per barel. Padahal PHE mengasumsikan minyak dunia sebesar US$ 50 per barel. (Baca: Mau Cabut dari Blok ONWJ, Kufpec Tawari Hak Kelola ke Pertamina)

Rendahnya harga minyak itu membuat PHE mengerem usahanya. Anak usaha PT Pertamina ini memangkas pengeluaran investasi tahun ini. Awalnya PHE menganggarkan dana sebanyak US$ 1,7 miliar, tapi dipangkas menjadi US$ 1 miliar. "Kami melakukan kegiatan seperti efisensi ," kata dia di kantor Pertamina, Jakarta, Rabu (7/9).

Tapi, Gunung mengatakan PHE akan berupaya meningkatkan produksinya. Hingga akhir tahun nanti pencapaian realisasi produksi minyak bisa mencapai 63,509 bph atau naik 103,6 persen dari realisasi semester I 2016.

Sementara untuk produksi gas, Gunung mengatakan ada peningkatan. Sepanjang semester I 2016, PHE berhasil memproduksi gas sebesar 762,7 juta kaki kubik gas per hari (mmscfd). Target RKAP 2016 hanya 651,8 juta mmscfd. (Baca: Dua Proyek Migas Tertunda Akibat Belum Ada Kepastian Pembeli)

Peningkatannya terjadi akibat kinerja Blok B dan NSO di Aceh dan beberapa blok lainnya seperti ONWJ. Hingga akhir tahun PHE menargetkan rata-rata produksi gas mencapai 733,83 mmscfd atau naik 96,2 persen dari realisasi semester I 2016.

Di sisi lain, Gunung mengatakan ada beberapa wilayah kerja yang mengalami beberapa kendala komersial seperti belum lakunya gas. Salah satu contoh wilayah kerja yang monetisasinya belum 100 persen adalah JOB Pertamina Talisman Jambi Merang. ”PHE meminta bantuan pemerintah agar dapat memberikan alokasi gas yang baru dari wilayah kerja tersebut,” kata dia.

Untuk capaian lifting atau produksi siap jual minyak PHE mencapai 60,2 ribu barel bph. Angka ini turun dari target sebesar 61,4  ribu bph. Adapun untuk lifting gas mencapai 573 mmscfd, naik dari target year to date RKAP 2016 sebesar 572 mmcsfd.

Salah satu kendala lifting kurang terserap karena sebagian kita di offshore (lepas pantai). “Dimana tergantung jadwal dari kapal," kata dia. (Baca: Lifting Minyak 11 Kontraktor Andalan Bakal Turun Tahun Depan)

Gunung mengatakan, selama enam bulan PHE sudah melakukan kerja ulang pada 20 sumur. Jumlahnya masih di bawah target sebanyak 40 sumur pada 9 wilayah kerja. Tapi, sampai akhir tahun nanti, Gunung optimistis bisa mencapai 49 sumur.