PT Pertamina (Persero) terus mengembangkan investasinya di sektor hulu minyak dan gas bumi, baik di dalam negeri maupun luar negeri. Perusahaan energi milik negara (BUMN) ini tengah membidik dua blok migas di Iran. Kebetulan, proses lelang dua blok migas di negara kawasan Timur Tengah itu akan digelar dalam waktu dekat ini.
Menurut Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Sudirman Said, Pertamina dan National Iranian Oil Company bersepakat membahas lebih lanjut pembelian minyak mentah dan akses investasi Pertamina di sektor hulu migas Iran. "Indonesia melalui Pertamina, diharapkan dapat memperoleh prioritas untuk berpartisipasi dalam operasi ladang migas di Iran,” katanya seperti dikutip dari siaran pers Kementerian ESDM, Selasa (31/5).
Rencana itu merupakan salah satu dari tujuh kerjasama migas antara pemerintah Indonesia dengan Iran. Kerjasama itu meliputi sektor hulu migas di Iran, perdagangan produk migas, proyek gas, pengolahan minyak, petrokimia, hingga industri penunjang migas. Selain itu, peningkatan kapasitas sumber daya manusia (SDM) di bidang migas.
Kesepakatan kerjasama ini merupakah hasil kunjungan kerja Sudirman ke Teheran, Iran, Senin (30/5). Dalam kunjungan itu, dia bertemu dengan Menteri Perminyakan Iran, Bejan N. Zanganeh, perwakilan NIOC dan National Iranian Oil Refining and Distribution Company (NIORDC). Sedangkan Sudirman didampingi Duta Besar Indonesia untuk Iran Octavino Alimudin, pejabat Kementerian ESDM, Kementerian Luar Negeri, dan manajemen PT Pertamina (Persero).
(Baca: Iran Tawarkan 29 Blok Minyak ke Indonesia)
Menteri Zanganeh menyatakan, pemerintah Iran membuka peluang kerjasama dengan Indonesia. Kerjasama itu bisa bersifat jangka pendek dalam bentuk jasa dan perdagangan, ataupun jangka menengah dan panjang. "Selama ini hubungan Indonesia-Iran amat tulus dan bersahabat. Kami tunggu kedatangan Pertamina segera ke Iran untuk bekerja sama dengan NIOC,” katanya.
Sudirman juga menyambut baik ajakan kerjasama tersebut. Indonesia masih memandang penting relasi dengan Iran, yang merupakan salah satu negara besar di kawasan Timur Tengah.
Dalam jangka pendek akan disepakati kerjasama pasokan liquified petroleum gas (LPG) dan minyak mentah dari Iran ke Indonesia. “Kami juga menggali peluang kerjasama jangka panjang, seperti investasi hulu migas dan pengembangan SDM," kata Sudirman. (Baca: Indonesia Dapat Diskon Beli Elpiji dari Iran)
Seiring dengan lawatan tersebut, tiga dari tujuh rencana kerjasama direalisasikan dengan kesepakatan kontrak pembelian 88 ribu ton LPG jangka pendek tahun ini antara Pertamina dan NIOC. Dalam jangka panjang, Iran siap memasok hingga 500 ribu ton LPG ke Indonesia. Kerjasama itu penting karena kebutuhan LPG Indonesia saat ini telah mencapai enam juta ton per tahun. Tapi, lebih dari separuhnya diimpor dan terus meningkat setiap tahun seiring program konversi LPG.
(Baca: Pertamina Sepakat Impor LPG dari Iran Sebanyak 600 Ribu Ton)
Selain itu, dibahas juga rencana investasi Iran dan pasokan minyak mentah untuk kilang swasta di Situbondo. Hal ini sejalan dengan Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 146 Tahun 2015 tentang Pelaksanaan Pembangunan dan Pengembangan Kilang Minyak di Dalam Negeri. Dalam beleid tersebut, menurut Sudirman, Pertamina dapat menjadi pembeli atau off-taker dari produk kilang swasta. Syaratnya, setelah melalui proses uji tuntas atau due dilligence.