Lampaui Produksi Blok Cepu, ExxonMobil Tunggu Restu Pemerintah

Arief Kamaludin|KATADATA
Penulis: Miftah Ardhian
Editor: Yura Syahrul
25/5/2016, 15.45 WIB

ExxonMobil Cepu Limited tengah mengkaji rencana peningkatan produksi minyak Blok Cepu hingga di atas jumlah produksi yang diizinkan oleh pemerintah. Rencana tersebut tentu bernilai strategis lantaran Blok Cepu menjadi andalan utama pemerintah dalam mengejar target produksi siap jual (lifting) minyak tahun ini.    

Per awal Mei ini, produksi minyak Blok Cepu sudah mencapai 185 ribu barel per hari (bph). Volume ini sudah melebihi target produksi puncak yang hanya 165 ribu barel per hari. Target produksi itu tercatat dalam rencana pengembangan atau Plan of Development (PoD) Lapangan Banyu Urip yang disetujui pemerintah pada 2005 lalu.

Namun, ExxonMobil tidak bisa lagi memacu produksi Blok Cepu melebihi 185 ribu bph karena jumlah itu sesuai dengan persetujuan pemerintah dan tercantum dalam rencana kerja dan anggaran (WP&B) tahun ini. Padahal, menurut Vice President Public and Government Affair Exxon Erwin Maryoto, cadangan minyak pada sumur-sumur Lapangan Banyu Urip mampu memproduksi lebih besar hingga 200 ribu bph.

“Kalau pemerintah mau diproduksi lebih, kami bisa,” katanya saat ditemui dalam acara Konvensi Asosiasi Industri Minyak dan Gas Bumi (IPA) ke-40 di Jakarta, Rabu (25/5).

(Baca: Capai Target Lifting 2016, SKK Migas Bertumpu pada Blok Cepu)

Erwin mengaku ExxonMobil tidak akan kesulitan memacu produksi Blok Cepu karena hanya perlu memodifikasi sedikit fasilitas produksinya. Jadi, perusahaan asal Amerika Serikat tersebut tidak perlu merogoh kocek lagi untuk menambah investasi pengembangan blok tersebut.

Namun, ada beberapa persyaratan yang harus dipenuhi ExxonMobil kalau menaikkan produksi Blok Cepu di atas 185 ribu bph. “Kami harus patuh pada hukum,” ujarnya.

Pertama, mengajukan izin Analisis Dampak Lingkungan (Amdal) yang baru karena Amdal yang dikantongi ExxonMobil saat ini hanya mengizinkan produksi Blok cepu sebesar 185 ribu barel per hari. Kedua, persetujuan dari Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas). Ketiga, revisi WP&&B ExxonMobil tahun ini.

(Baca: Puncak Produksi Blok Cepu Terlampaui)

Menurut Erwin, pihaknya menyerahkan keputusan tersebut kepada pemerintah melalui SKK Migas. Saat ini, dia mengaku, SKK Migas tengah menghitung ulang cadangan minyak yang bisa diproduksi dari Blok Cepu. “Kami sedang bicarakan angkanya dengan SKK Migas karena ternyata cadangan yg bisa diproduksi itu lebih besar dari cadangan semula,” katanya.

ExxonMobil siap jika pemerintah nantinya menyetujui revisi target produksi Blok Cepu menjadi 200 ribu bph tahun ini. “Mudah-mudahan kalau semua lancar dan tidak ada gangguan, (produksi) bisa melebihi WP&B.”

Di sisi lain, Erwin tidak khawatir langkah menggenjot produksi tersebut akan mempersingkat masa produksi Blok Cepu. Sebab, cadangan minyak yang diproduksi ternyata lebih besar daripada perkiraan awal di dalam PoD. Alhasil, puncak produksi Blok Cepu tidak bakal menjadi lebih pendek, malah mungkin akan bertambah panjang.

(Baca: Lapangan Kedung Keris di Blok Cepu Ditargetkan Berproduksi 2019)

Direktur Jenderal Minyak dan Gas Bumi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) I.G.N. Wiratmaja Puja menyambut positif rencana ExxonMobil memacu produksi Blok Cepu hingga melampaui target. Sebab, saat ini Indonesia memang membutuhkan produksi minyak yang besar. “Akan kami dukung,” katanya di tempat yang sama.