Medco Dapat Perpanjangan Kontrak Blok Lematang

Arief Kamaludin|KATADATA
Medco Energi
Penulis: Arnold Sirait
6/4/2016, 15.18 WIB

Pemerintah akhirnya memberikan izin perpanjangan kontrak pengelolaan Blok Lematang kepada PT Medco Energi Internasional Tbk. Jadi, perusahaan milik keluarga Panigoro ini akan tetap mengelola blok migas di Sumatera Selatan tersebut pasca berakhirnya kontrak tahun depan.

Direktur Pembinaan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (Migas) Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Djoko Siswanto mengatakan Menteri ESDM sudah menandatangani perpanjangan kontrak Blok Lematang. Blok itu diserahkan kepada Medco setelah PT Pertamina (Persero) tidak berminat mengambilalih pengelolaan blok tersebut. 

Sesuai Peraturan Menteri ESDM Nomor 15 tahun 2015, ada beberapa alternatif dan tahapan penentuan pihak pengelola blok yang masa kontraknya akan berakhir. Yaitu memperpanjang kontrak kontraktor lama, memberikan hak pengelolaan kepada Pertamina, atau memberikan kepada Pertamina dan kontraktor lama. Ada beberapa kriteria blok migas yang akan diberikan kepada Pertamina, yakni memiliki cadangan yang besar, strategis dan sebelumnya dimiliki oleh perusahaan asing. 

(Baca: Medco Segera Kantongi Perpanjangan Kontrak Blok Lematang)

Meski Medco tetap bisa mengelola Blok Lematang, Djoko enggan menyebutkan masa waktu perpanjangan kontrak tersebut. Sedangkan kalau mengacu Peraturan Pemerintah Nomor 35 tahun 2004 tentang Kegiatan Usaha Hulu Migas, kontrak yang habis masa berlakunya dapat diperpanjang dengan jangka waktu perpanjangan paling lama 20 tahun untuk setiap kali perpanjangan.

Dalam kontrak baru tersebut, Djoko mengatakan ada beberapa perubahan, salah satunya mengenai bagi hasil antara pemerintah dan kontraktor. Setelah kontrak berakhir 2017, bagi hasil pemerintah yang didapat meningkat. “Pokoknya bagian negara jadi lebih besar dari sebelumnya. Kalau tidak salah dari 80 persen untuk pemerintah dan 20 persen untuk kontraktor, porsi negara menjadi 85 persen,” kata dia kepada Katadata, Rabu (6/4). (Baca: Akuisisi Blok Lematang, Pendapatan Medco Bisa Bertambah Rp 375 Miliar)

Data Kementerian ESDM menyebutkan cadangan gas yang ada di Blok Lematang sebesar 123,38 bscf. Sementara cadangan minyaknya 36 mtsb. Blok ini dioperatori oleh Medco. Awalnya, Medco memiliki hak pengelolaan Blok Lematang sebesar 51,1176 persen, 25,8824 persen oleh Lundin Lematang BV, dan sisanya oleh Lematang E&P Ltd 23 persen.  

Tapi, pada 8 Oktober 2015, Medco menandatangani Share Sale and Purchase Agreement (SSPA) dengan Lundin Petroleum AB, untuk mengakuisisi 100 persen saham salah satu anak perusahaannya, Lundin Indonesia Holding BV. Selain Lematang, Lundin Indonesia Holding BV juga memiliki 60% dan 100% hak di dua blok eksplorasi, masing-masing yaitu South Sokang dan Cendrawasih VII. Transaksi ini masih menunggu persetujuan dari Pemerintah Indonesia.

Berdasarkan data Laporan keuangan Medco Lematang (Lapangan Singa), produksi selama 2015 turun dibandingkan tahun sebelumnya. Pada 2015, di blok tersebut, Medco hanya menghasilkan 2215 MBOE. Padahal 2014, produksi bisa mencapai 3203 MBOE. (Baca: Teken Kontrak Konstruksi US$ 240 Juta, Medco Mulai Garap Blok A)

Sementara itu Direktur Utama Medco Energi Hilmi Panigoro tidak mau banyak berkomentar mengenai perpanjangan kontrak Blok Lematang. Dia hanya membenarkan ikhwal perpanjangan kontrak blok tersebut. "Sudah diberikan,” kata dia kepada Katadata, Rabu (6/4).