KATADATA – Keterbatasan cadangan minyak di dalam negeri membuat pemerintah ingin Badan Usaha Milik Negara (BUMN) menggarap sumur minyak di luar negeri. Salah satu negara penghasil minyak yang potensial adalah Azerbaijan.
Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) sedang mendorong PT Pertamina (Persero) untuk mengakuisisi blok-blok migas di negara kawasan perbatasan Asia Barat dan Eropa tersebut. Alasannya, cadangan minyak di negara tersebut cukup besar, lebih dari 50 juta barel.
Selain itu, "biaya untuk produksi di Azerbaijan tidak terlalu tinggi," ujar Direktur Jenderal Migas Kementerian ESDM I.G.N. Wiratmaja Puja di Gedung DPD Jakarta, Senin (8/3). Namun, dia tidak menjelaskan dengan rinci berapa biaya produksi minyak di negara tersebut. (Baca: Pertamina Bidik Produksi Minyak di Aljazair Naik 45 Persen Pada 2019)
Rencananya pemerintah akan mendorong Pertamina untuk masuk ke blok yang sudah berproduksi dan berstatus belum berproduksi (greenfield). Bisa saja seperti yang dilakukan perusahaan minyak negara (NOC) Malaysia, Petronas sebelumnya. Petronas masuk ke blok migas yang sudah berproduksi dan bekerjasama dengan NOC Azerbaijan. Kepemilikannya tidak perlu sampai 100 persen.
Total produksi minyak Azerbaijan sekitar 800 ribu barel per hari. Produksinya memang tidak jauh berbeda dengan Indonesia, tapi jumlah penduduknya jauh lebih sedikit. Ini terlihat konsumsi minyak dalam negerinya yang masih sedikit, hanya 200 ribu barel per hari. Kelebihan produksi dijual ke luar negeri sebanyak 600 ribu barel per hari.
Ini merupakan peluang yang besar bagi Indonesia yang kekurangan pasokan minyak untuk dalam negeri. Sejak tahun lalu, pemerintah telah menjajaki impor minyak mentah dari Azerbaijan secara langsung tanpa melalui perantara. Diskusi mengenai kerjasama ini sudah berjalan melalui komite bersama yang dibentuk antara Indonesia dan Azerbaijan, yang melibatkan Pertamina.
Menurut Menteri ESDM Sudirman Said, Indonesia sudah mendapat komitmen dari Azerbaijan untuk memasok minyak mentah ke dalam negeri. “Azerbaijan itu hari ini kita mendapatkan pasokan minyak 1 juta barel per bulan,” ujarnya di sela Konferensi Tingkat Tinggi Luar Biasa Organisasi Kerjasama Negara-Negara Islam (KTT LB OKI) di Jakarta Convention Center, Senin (7/3).
Direktur Hulu PT Pertamina Syamsu Alam juga tidak menampik hal tersebut. Ia mengaku saat ini pertamina tengah menjajaki kerjasama dengan Alzerbaijan. Potensi minyak dari Azerbaijan bisa dimanfaatkan untuk kilang Pertamina, yakni kilang Cilacap.
"Kami sedang mengevaluasi di sana. Apakah betul crude-nya sesuai dengan kebutuhan kilang kita," ujar Syamsu kepada Katadata, Selasa (8/3). (Baca: 2016, Pertamina Pesimistis Produksi Migas di Luar Negeri Naik)
Menurut dia langkah tersebut sebagai upaya pengembangan bisnis hulu Pertamina, dan sesuai dengan pesan dari Presiden Jokowi maupun Menteri ESDM. Pertamina diminta mengakusisi blok-blok migas. khususnya di luar negeri, untuk menunjang ketahanan energi nasional.