Kas Seret, ExxonMobil Jual Surat Utang Rp 162 Triliun

Arief Kamaludin|KATADATA
2/3/2016, 18.17 WIB

Moody's memperingatkan arus kas ExxonMobil terancam oleh anjloknya pasar minyak dunia. Padahal, perusahaan ini membutuhkan dana segar untuk membayar utang serta investasi baru. Tahun lalu, kas operasional ExxonMobil sebesar US$ 30,3 miliar yang hampir mencukupi untuk membiayai belanja modalnya. Masalahnya, mereka membutuhkan pinjaman baru untuk menutup pembayaran dividen senilai US$ 12,1 miliar pada 2015. Di sisi lain, utang ExxonMobil meningkat sekitar US$ 10 miliar dari akhir tahun 2014 menjadi US$ 35 miliar pada akhir tahun lalu.

(Baca: ExxonMobil Harus Lunasi Kewajiban sebelum “Hengkang” dari Aceh)

Selain membayar utang dan menutup biaya operasional, dana dari hasil penjualan obligasi itu bisa digunakan ExxonMobil untuk membiayai ekspansi usahanya. Apalagi, di tengah rendahnya harga minyak dunia, ini merupakan saat membeli aset dengan harga yang miring. Analis dari Bloomberg Intelligence, Spencer Cutter,  menyatakan penawaran surat utang ini menjadi pertanda ExxonMobil akan "mulai mengambil aset-aset bagus dengan diskon yang besar" serta "mengambil keuntungan dari penurunan harga minyak dan mulai melakukan belanja". 

"Jika Anda di pihak ExxonMobil, Anda harus melihat seluruh kekacauan di sektor energi belakangan ini, dan merasa seperti seorang bocah di toko permen," ujarnya. 

Manajer finansial di Columbia Threadneedle Investments, Timothy Doubek, juga melihat peluang ExxonMobil menghimpun aset-aset migas dari dana hasil obligasi. "Kami sangat terkejut ternyata mereka (Exxon) tidak melakukan banyak akuisisi," katanya. "Anda harus terus bergerak, tidak cukup hanya melakukan hal-hal kecil."

Halaman:
Reporter: Maria Yuniar Ardhiati