Proyek ini merupakan salah satu proyek gas besar setelah Masela, proyek IDD chevron dan kilang gas LNG tangguh di Papua. Total investasi untuk proyek ini mencapai US$ 4 miliar. Untuk lapangan Jangkrik sebesar US$ 2,8 milliar, dan Lapangan Jangkrik North East sebesar US$ 1,2 miliar.

Proyek Jangkrik berlokasi di Blok Muara Bakau, Selat Makassar, sekitar 100 kilometer di timur Balikpapan. Proyek ini mencakup dua lapangan yakni Lapangan Jangkrik dan Lapangan Jangkrik North East. Dua lapangan ini berada pada kedalaman 400 meter di bawah permukaan laut. Dua lapangan ini merupakan salah satu proyek gas laut dalam pertama di Indonesia.

Setelah berproduksi, proyek ini bisa menghasilkan 400 juta kaki kubik gas (MMSCFD) dan bisa mencapai puncak 450 MMSCFD selama enam tahun. Sedangkan produksi kondensat sebanyak 200 barel per hari. Dua lapangan tersebut diperkirakan akan berproduksi selama 14 tahun. (Baca: Tahun Ini 13 Proyek Migas Mulai Beroperasi)

Tahun lalu operator blok tersebut, Eni Muara bakau BV dan mitranya telah menandatangani Perjanjian Jual Beli Gas (PJBG) dengan PT Pertamina (Persero). Setelah proyek ini beroperasi, Pertamina akan mendapat gas alam cair (LNG) sebanyak 1,4 juta ton untuk pasokan dalam negeri.

Kontrak Kerja Sama Wilayah Kerja Muara Bakau ditandatangani pada 30 Desember 2002. Lapangan Jangkrik sendiri ditemukan kemudian di tahun 2009. Operaratornya adalah ENI Muara Bakau B.V. yang memegang kepemilikan 55 persen, dan mitranya GDF Suez Exploration Indonesia B.V. sebesar 45 persen.

Halaman:
Reporter: Anggita Rezki Amelia