Harga Minyak Anjlok, Program Biodiesel Dipastikan Tetap Jalan

Katadata | Arief Kamaludin
Penulis: Safrezi Fitra
21/1/2016, 19.43 WIB

KATADATA - Tren harga minyak terus turun hingga saat ini US$ 29 per barel, dari satu setengah tahun lalu yang dikisaran US$ 100 per barel. Rendahnya harga minyak ini dikhawatirkan bisa mengancam program biodiesel.

Selisih harga yang tinggi antara biodiesel yang merupakan produk sawit dan solar dari minyak, akan membuat subsidi untuk biodiesel pun jadi membesar. Apalagi tahun ini pemerintah mewajibkan campuran biodiesel mencapai 20 persen pada solar, dibanding tahun lalu yang hanya 15 persen. (Baca: Penurunan Harga Minyak Hambat Kebijakan Biodiesel)

Direktur Utama Badan Pengelola Dana Perkebunan (BPDP) Kelapa Sawit Bayu Krisnamurthi mengatakan penurunan harga minyak akan membuat kebutuhan dana yang dikumpulkan dari produk sawit yang diekspor (CPO Fund) meningkat. CPO Fund ini digunakan salah satunya untuk mensubsidi selisih harga biodiesel dan solar.

Asumsinya, setiap penurunan harga minyak US$ 1 per barel, dibutuhkan dana sebesar Rp 350 miliar. Sejak awal tahun hingga sekarang, harga minyak sudah turun hingga US$ 10 per barel. Artinya butuh tambahan CPO Fund hingga Rp 3,5 triliun. (Baca: Harga CPO Anjlok, Asosiasi Minta Program Biodiesel Dievaluasi)

Tahun ini untuk merealisasikan program B20, membutuhkan dana sebesar Rp 9,5 triliun dari CPO Fund. Kebutuhan ini mengacu pada asumsi harga minyak US$ 40 per barel dan harga minyak sawit mentah (CPO) sebesar US$ 500 per ton. Jika asumsi harga minyaknya mencapai US$ 20 per barel, kebutuhan dananya meningkat hingga Rp 16,5 triliun.

"Kemungkinan untuk kekurangan dana iya. Kekurangan dana ini akan kami carikan solusinya. Kami  konsultasikan ke pemerintah untuk antisipasi sedini mungkin," ujar Bayu saat konferensi pers di Wisma Mandiri, Jakarta, Kamis (21/01).

Menurut Bayu, ada beberapa opsi yang bisa digunakan untuk menutup kekurangan dana ini. Opsi akan diusulkan kepada pemerintah dalam waktu dekat. Sayangnya dia belum mau menyebut apa saja opsi-opsi tersebut. Yang pasti, BPDP Sawit menyatakan tetap berkomitmen agar program B20 berjalan optimal meski tren penurunan harga minyak masih akan terjadi dalam 10 bulan ke depan. (Baca: Tak Campur Biodiesel, Penyalur BBM Terancam Denda Rp 6 Ribu per Liter)

Dia berharap, dengan turunnya harga minyak tidak membuat harga CPO ikut turun. Karena akan berpengaruh pada CPO Fund yang dikumpulkan. Meski harga sawit kini melesu, dia memperkirakan  akan terdongkrak perlahan pada awal semester II 2016. Saat itu sawit mulai berproduksi massif, dan harganya bisa mencapai di atas US$ 500 per ton.

BPDP mencatat sepanjang 2015 dana sawit yang berhasil dihimpun mencapai Rp 6,9 triliun. Tahun ini ditargetkan bisa terkumpul hingga Rp 10 triliun. (Baca: Pemerintah Genjot Produksi Biodiesel Lebih dari 8,5 Juta KL)

Reporter: Anggita Rezki Amelia