ESDM Revisi Target Blok Migas yang Akan Dilelang Tahun Depan

Arief Kamaludin|KATADATA
Kementerian ESDM
Penulis: Safrezi Fitra
24/11/2015, 19.54 WIB

Pengembalian ini dilakukan karena kontraktor merasa blok migas tersebut dianggap tidak ekonomis. Padahal kontraktor tersebut telah mengeluarkan investasi hingga US$ 500 juta. Meski telah mengembalikan blok migas, kontraktor masih harus membayar US$ 12 juta, karena tidak bisa memenuhi komitmennya. (Baca: Investor Bisa Dapat Porsi Bagi Hasil Migas Hingga 40 Persen)

Hal ini membuat investor enggan melakukan kegiatan usaha di hulu migas. Belum lagi aturan yang ditetapkan pemerintah yang sering berubah-ubah. “Competitiveness (daya saing) indonesia dibandingkan negara lain rendah. Kalau regulasinya sulit mereka (investor) akan lari ke negara tetangga,” kata Zikrullah.

Djoko mengakui harga minyak yang rendah dan tidak konsistensi regulasi yang ada, membuat investor enggan berinvestasi di Indonesia. Agar lelang tahun depan bisa menarik investor, pemerintah telah menyiapkan beberapa insentif dan kemudahan. Yaitu, insentif fiskal, penyederhanaan perizinan dan penyediaan data yang lebih komprehensif. 

Kementerian ESDM telah melakukan pendataan cadangan migas dari setiap blok yang ada, dengan teknologi yang canggih, seperti satellite scan solution. Dengan teknologi ini, data cadangan migas pada setiap blok migas bisa terlihat lebih rinci.

 “Pemerintah telah melakukan kerja sama penyediaan data yang lebih komprehensif dengan perusahaan jasa Rusia,” ujarnya. Namun, dia masih merahasiakan nama-nama blok migas yang akan disiapkan untuk lelang tahun depan. (Baca: Kontraktor Migas Non-Konvensional Bisa Pilih 3 Opsi Kontrak)

Halaman:
Reporter: Manal Musytaqo