KATADATA - Saudi Aramco akan memulai pengerjaan proyek revitalisasi kilang Cilacap pada akhir tahun depan. Saat ini perusahaan asal Arab tersebut mempersiapkan pengerjaan program pengembangan kilang (refinery development program/RDMP) PT Pertamina (Persero) tersebut.
Direktur Utama PT Pertamina Dwi Soecipto mengatakan sebelum proses pengerjaan, Saudi Aramco membutuhkan waktu untuk desain rinci (Front End Engineering Design/ FEED) pengembangan kilang. "Kira-kira memakan waktu 3-4 bulan, untuk Cilacap saja," kata Dwi di gedung BUMN Jakarta, Kamis (12/11).
Sebenarnya Pertamina akan merevitalisasi empat kilang, yakni kilang Cilacap, Balikpapan, Dumai, dan Balongan. Namun, untuk tahap pertama, akan fokus pada kilang di Cilacap dan Balikpapan. Kilang Dumai dan Balongan akan mulai proses konstruksi setelah dua kilang pada tahap pertama selesai pengerjaannya.
Revitalisasi Kilang Cilacap akan dilakukan oleh Saudi Aramco, sedangkan Kilang Balikpapan akan dikerjakan oleh perusahaan asal Jepang, JX Nippon. (Baca: Proyek Kilang, Pertamina Gandeng Perusahaan Amerika Serikat)
Pembahasan pokok kontrak atau Head of Agreement (HoA) kerjasama untuk revitalisasi dua kilang tahap pertama, saat ini telah selesai. Selanjutnya masuk ke tahap persiapan desain rekasayanya. Nilai investasi dua kilang tersebut sekitar US$ 5 Miliar.
"Sekarang yang sudah mendekati final adalah investasi sekitar US$ 10 Miliar (Rp 135 triliun) untuk 4 tahun ke depan," ujarnya.
Setelah proyeknya selesai pada 2022, kapasitas kedua kilang ini akan bertambah 110 ribu barel minyak perhari. Kapasitas produksi Kilang Cilacap akan meningkat dari 300 ribu barel menjadi 370 ribu barel per hari. Sedangkan kapasitas Kilang Balikpapan akan bertambah dari 260 ribu barel menjadi 300 ribu barel per hari. (Baca: Pertamina-Saudi Aramco Finalisasi Perjanjian Peningkatan Kilang Cilacap)
Revitalisasi empat kilang, akan membuat total kapasitas kilang minyak yang dimiliki Pertamina meningkat hampir dua kali lipat. Kapasitas produksi dari seluruh kilang Pertamina yang saat ini hanya 850 ribu barel per hari, akan naik menjadi 1,5 juta barel per hari dalam lima tahun ke depan. Total investasi yang dibutuhkan untuk revitalisasi ini mencapai US$25 miliar.
Selain revitalisasi, Pertamina juga sedang mempersiapkan pembangunan kilang baru atau New Grass Root Refinery (GRR) yang akan dibangun tahun depan. Dwi berharap bisa segera mendapatkan mitra yang cocok untuk rencana pembangunan kilang baru ini. (Baca: Pertamina-Menkeu Debat, Perpres Kilang Terhambat)