KATADATA - Untuk meningkatkan bauran energi, pemerintah terus menggenjot produksi bahan bakar nabati. Satu di antaranya dengan memperbesar pasokan biodiesel.
Direktur Jenderal Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi, Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral, Rida Mulyana mengatakan saat ini produksi biodisel terbilang cukup besar yakni 7,1 juta kiloliter. Jumlah tersebut akan terus digenjot pada 2016.
Menurut Rida, produksi biodiesel pada tahun depan sempat ditargetkan hanya 5 juta kiloliter. Namun, melihat banyaknya perusahaan yang akan masuk menggarap program ini, tingkat produksi akan jauh melampau target tersebut. “Dari delapan perusahaan saja, misalnya, itu bisa menghasilkan 8,5 juta kiloliter," kata Rida dalam Media Gathering di Gedung Dirjen Energi Baru Terbarukan di Jakarta, Jum'at, 9 Oktober 2015.
Misalnya, kata Rida, salah satu perusahaan yang akan mendongkrak produksi biodisesl yaitu Sinar Mas. Dari perusahaan konglomerasi tersebut setidaknya ada tambahan satu juta kiloliter pada Januari 2016.
Saat ini ada 28 perusahaan yang ingin bergabung untuk memproduksi biodisel. Namun, baru 20 perusahan yang sudah mengajukan Surat Keterangan Terdaftar (SKT) sesuai dengan amanat Peraturan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Nomor 29 Tahun 2015 tentang Penyediaan dan Pemanfaatan Bahan Bakar Nabati. “Delapan lagi tidak diikutkan karena tidak mengajukan SKT,” kata Rida.
Agar bisa bergabung sebagai perusahaan untuk menggarap energi baru dan terbarukan maka ada dua syarat. Pertama, mesti membuat Surat Keterangan Terdaftar. Kedua, mempunyai komitmen untuk melakukan ekspor minyak sawit mentah (CPO).
Sementara itu, dari sisi distribusi, menurut Rida, pada akhir tahun ini sekitar satu juta kiloliter biodisel akan diserap oleh PLN sebanyak 266,8 ribu kiloliter, 504 ribu kiloliter untuk kewajiban pelayanan publik (PSO), dan 195,8 ribu kiloliter diperuntukan bagi industri. Adapun sepanjang tahun depan Rida menargetkan jumjlah PSO sebanyak 2,76 juta kilo liter dan 1,6 juta kilo liter untuk industri. "Untuk yang dipasok ke PLN 1,26 juta kiloliter sebagai mandatori 30," ujarnya.
Dengan meningkatnya pemakaian biodisel ini, pemerintah akan menghemat devisa cukup signifikan. Menurut Rida, dengan menerapkan mandatori B15 pada tahun ini, devisa yang dihemat sekitar US$ 360 juta sebagai efek dari pengurangan impor solar. Jika mandatori ini terus dijalankan hingga tahun depan, penghematan devisa diprediksi US$ 1,9 miliar.