Saat ini Saudi Aramco kembali mengungkapkan minat lamanya untuk membangun kilang di Indonesia. Minat ini disampaikan kepada Presiden Joko Widodo (Jokowi) saat kunjungan ke Arab Saudi dua pekan lalu. Rencananya Saudi Aramco akan berinvestasi di dalam negeri hingga US$ 24 miliar atau sekitar Rp 350 triliun. US$ 10 miliar akan digunakan untuk membangun satu kilang minyak baru berkapasitas 300.000 barel per hari di Tuban, Jawa Timur. Selebihnya senilai US$ 14 miliar akan digunakan untuk merevitalisasi tiga kilang Pertamina, yakni kilang Dumai, Balongan, dan Cilacap.

Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Sudirman Said mengatakan pihak Saudi Aramco masih  meminta beberapa persyaratan, untuk merealisasikan pembangunan kilangnya. Pertama, Pemerintah Indonesia harus menciptakan iklim investasi yang kondusif. Kedua, tidak hanya diizinkan berbisnis kilang, tetapi juga hilir migas seperti petrokimia, fasilitas penyimpanan atau tangki timbun (storage), dan stasiu pengisian bahan bakar umum (SPBU). Ketiga, mendapatkan pembebasan pajak penghasilan atau tax holiday selama 20 tahun.

?Mengenai tax holiday ini, Menteri Keuangan Bambang Brodjonegoro tampaknya akan memberikan persetujuannya,? ujar Sudirman.

Demi mendukung rencana tersebut, pemerintah tengah menggodok peraturan presiden (perpres) yang akan menjadi payung hukum percepatan pembangunan kilang. Beleid itu akan memuat insentif pajak, seperti tax holidaytax allowance, serta pembebasan Pajak Pertambahan Nilai (PPN) dan bea masuk. (Baca: Memuat Empat Opsi, Perpres Kilang Terbit Akhir Bulan Ini)

Menurut Sudirman, pemerintah juga akan mempertemukan Saudi Aramco dengan Pertamina terlebih dahulu sebelum perusahaan tersebut merealisasikan rencana investasinya. Investasi ini bisa saja mengacu pada hasil studi kelayakan sebelumnya dengan Pertamina.

Halaman:
Reporter: Ameidyo Daud Nasution