KATADATA ? Total E&P Indonesie menghentikan rencana pengembangan Blok South Sageri yang berada di Selat Makassar. Padahal, perusahaan minyak dan gas bumi (migas) asal Perancis ini sudah melakukan eksplorasi di blok tersebut sejak tiga tahun silam.
?Blok ini sepertinya tidak akan kami lanjutkan (eksplorasinya),? kata Vice President Human Resources, Communications, General Services Total E&P Indonesie Arividya Noviyanto di Bogor, beberapa hari lalu. Keputusan itu berdasarkan hasil eksplorasi yang menemukan kandungan minyak di Blok South Sageri hanya sedikit.
Namun, dia tidak menjelaskan lebih detail rencana selanjutnya Total di blok tersebut. Total semula memiliki 35 persen saham partisipasi (Participating Interest / PI) di Blok South Sageri. Sedangkan Talisman Energy asal Australia sebagai operator blok tersebut mengempit 35 persen saham dan PTTEP asal Thailand punya 30 persen. Awal 2012, Total memperbesar kepemilikan sahamnya menjadi 45 persen sekaligus menjadi operator blok itu, setelah membeli 10 persen saham kepunyaan PTTEP.
Bersama Blok Sageri dan Blok Sadang, South Sageri adalah tiga blok migas yang terletak di cekungan bagian selatan Selat Makassar.Luas areanya 10.693 kilometer persegi pada kedalaman 400-2.000 meter di bawah permukaan laut.
Total juga menghadapi masalah pengembangan dua blok migas di laut dalam (offshore), yaitu Blok Telen di Kalimantan Timur dan Blok Mentawai di Bengkulu. Menurut Arividya, eksplorasi Blok Telen masih tahap studi. Namun, hingga kini mereka belum mendapatkan mitra yang mau berpartisipasi mengelola blok tersebut. Dugaannya, anjloknya harga minyak dunia membuat perusahaan migas enggan merogoh kocek untuk membiayai eksplorasi sumur-sumur baru minyak. "Dari kami sih oke, namun susah juga mencari mitra,? katanya.
Total membutuhkan mitra strategis dari sisi teknologi dan finansial karena eksplorasi di laut dalam membutuhkan investasi besar dan tingkat risikonya sangat tinggi. Untuk satu sumur saja membutuhkan investasi lebih dari US$ 80 juta. Total memenangkan lelang Blok Telen pada tahun 2012 dengan komitmen dana eksplorsi sebesar US$ 44,5 juta selama tiga tahun.
(Baca: Total E&P Cari Mitra Untuk Kelola Tiga Blok Migas)
Sedangkan di Blok Mentawai, Total sudah berhasil mitra strategis yaitu Mubadala Pertroleum. Perusahaan energi asal Uni Emirat Arab ini memiliki 20 persen saham sedangkan Total 80 persen. Namun, pengembangan blok ini masih terhambat oleh perizinan di Kementerian Kehutanan dan Lingkungan Hidup. ?Padahal kami sudah melakukan uji seismik 2 dimensi,? ujar Arividya.
Total memenangkan tender pengelolaan Blok Mentawai pada tahun 2012. Dengan komitmen dana US$ 6,5 juta, Total akan melakukan eksplorasi dalam waktu empat tahun.