KATADATA ? Tiga proyek minyak dan gas bumi (migas) telah mulai berproduksi pada semester pertama tahun 2015. Ketiga proyek tersebut adalah Pelikan, Blok Natuna A dengan operator Premier Oil Natuna Sea B.V; Bukit Tua, Blok Ketapang dengan operator Petronas Carigali Ltd.; dan Senoro Gas, Blok Senoro-Toili yang dioperatori oleh JOB Pertamina-Medco E&P Tomori.
?Total kapasitas produksi ketiga proyek tersebut sebesar 31.000 barel per hari dan 480 juta kaki kubik per hari,? kata Kepala Humas Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas), Elan Biantoro, di Jakarta, Kamis (9/7).
Sejak produksi pertama (onstream), produksi ketiga proyek tersebut terus meningkat secara bertahap. Ia mencontohkan, tingkat produksi Proyek Bukit Tua saat ini sebesar 5.500 barel minyak per hari. Adapun produksi puncak sebesar 20.000 barel minyak per hari baru akan dicapai tahun depan.
Pada paruh kedua tahun ini, SKK Migas menargetkan sembilan proyek baru dapat mulai berproduksi. Total kapasitas produksinya sebesar 193.000 barel per hari dan 500 juta kaki kubik per hari. Yang terbesar dari Lapangan Banyu Urip di Blok Cepu, yang diharapkan mulai berproduksi pada Juli ini dan mencapai puncak produksinya pada November 2015 sebesar 205.000 barel per hari. Dengan begitu, menurut Elan, sembilan proyek tersebut dapat mendukung pencapaian target produksi migas nasional pada tahun ini.
Hingga akhir Juni 2015, lifting minyak bumi tercatat sebesar 763.600 barel per hari. Jumlah tersebut mencapai 92,6 persen dari target lifting minyak dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Perubahan (APBN-P) 2015 sebesar 825.000 barel per hari. Adapun lifting gas bumi sebesar 6.587 juta kaki kubik per hari atau 96,4 persen dari target tahun ini sebesar 7.079 juta kaki kubik per hari. Secara total, lifting migas per semester I 2015 sebesar 1,94 juta barel setara minyak per hari atau 94,8 persen dari target.
Meski begitu, Elan mengatakan, SKK Migas tetap optimistis target lifting minyak yang tercantum dalam APBN-P 2015 dapat dicapai dengan adanya peningkatan produksi, termasuk dari Lapangan Banyu Urip dan Bukit Tua. Sedangkan satu proyek Sintong Offloading Facility, Blok Mosesa, dengan operator EMP Tonga berkapasitas produksi 2.000 barel per hari mesti dibahas ulang. Sebab, tingkat keekonomiannya perlu dihitung lagi di tengah tren penurunan harga minyak dunia. ?Proyek lainnya relatif sesuai jadwal,? imbuhnya. Seperti proyek South Mahakam Development 3 dengan kapasitas produksi 1.800 barel per hari dan 120 juta kaki kubik per hari pada kuartal III nanti.