Pertamina Cari Utang untuk Investasi di Blok Mahakam

KATADATA
Pertamina mencari dana untuk membiayai investasi Blok Mahakam dari pinjaman luar negeri.
3/7/2015, 15.24 WIB

KATADATA ? PT Pertamina (Persero) akan mencari pinjaman luar negeri untuk membiayai pengelolaan Blok Mahakam. Perseroan tidak dapat mengandalkan kas internal untuk mendanai investasi yang diperkirakan mencapai US$ 2,5 miliar atau Rp 32,5 triliun per tahun itu.

?Itu (Blok Mahakam) kan sesuatu yang risikonya relatif kecil dan sudah pasti ada marginnya.  Pertamina kan selama ini juga ada corporate loan dan global loan. Kalau (dana) internal dari mana.? Kata Komisaris Pertamina Widhyawan Prawiraatmadja di Kementerian ESDM, Jakarta, Jumat (3/7).

Kendati demikian, Widhyawan belum mau menjelaskan jumlah pinjaman yang akan dibutuhkan perseroan. Ini masih akan dibahas lebih lanjut oleh Direksi Pertamina. ?Kan mengeluarkan uangnya pada 2018, mungkin 2017 baru perencanaan. Sumbernya ya selama ini kan global bond. Tapi nggak tahu boleh apa tidak,? ujar dia.

Dana investasi yang dibutuhkan Pertamina sebesar US$ 2,5 miliar atau sekitar Rp 32,5 triliun per tahun untuk mengelola Blok Mahakam.  Pada tahun ini, Pertamina sudah menganggarkan belanja modal atau capital expenditure (capex) untuk kegiatan hulu sebesar US$ 4 miliar.

Widhayawan menganggap angka US$ 2,5 miliar tersebut masih bisa berkurang. Pasalnya angka tersebut dihitung ketika harga minyak berada di level US$ 100 per barel. Sementara harga minyak saat ini sekitar US$ 60 per barel. ?Itu kan dengan pertimbangan  waktu harga masih naik. Saat ini drilling cost kan turun,? ujar dia.

Direktur Keuangan Pertamina Arief Budiman mengatakan, perseroan masih menunggu kejelasan proporsi saham dengan Pemerintah Provinsi Kalimantan Timur sebelum menentukan dana investasi yang akan dikeluarkan. ?Ini masih finalisasi, sesuai proporsi kami saja (besaran investasinya),? kata dia kepada Katadata, Kamis (2/6).

Selain dari kas internal, Arief mengatakan, perseroan akan menjajaki pinjaman dari perbankan. Namun, dia belum dapat menyebutkan nama bank yang akan dijajaki. ?Kan ladangnya sendiri sudah positif cashflow,  jadi tidak masalah untuk pembiayaannya,? ujarnya.

Arief juga tidak menutup kemungkinan Pertamina memberikan suntikan kredit kepada badan usaha milik daerah (BUMD) agar tidak menggandeng swasta. Dia juga mempersilahkan perbankan, baik itu Bank Pembangunan Daerah maupun bank nasional turut serta membiayai BUMD tersebut.

?Asalkan cashflow Blok Mahakam ini tetap positif, ada banyak pembiayaan yang siap,? kata Arief.

Pemerintah telah memutuskan pembagian jatah saham Blok Mahakam pekan lalu. Pihak Indonesia yang diwakili oleh Pertamina dan Badan Usaha Milik Daerah mendapat jatah 70 persen. Sisanya, operator lama yakni Total dan Inpex Corporation mendapat 30 persen.

Pertamina sendiri juga mengaku siap mengelola Blok yang memiliki luas 2.738,51 kilometer persegi ini. Dana investasi yang dibutuhkan Pertamina sebesar US$ 2,5 miliar atau sekitar Rp 32,5 triliun per tahun untuk mengelola Blok Mahakam.

Reporter: Arnold Sirait, Ameidyo Daud Nasution