Jejak Taipan dan Jejaring Politisi di Blok Mahakam

KATADATA
Penulis:
7/4/2015, 12.37 WIB

Isu ini dipicu oleh posisi Pramono yang sempat menjadi Komisaris di PT Yudistira Hana Perkasa dan Yudistira Haka Perkasa pada 1996 hingga 1999. Spekulasi ini pun kian menguat lantaran di situs jaringan sosial Linkedin terdapat akun atas nama Yulius Isyudianto dengan jabatan sebagai Direktur PT Yudistira Hana Perkasa.

Terhadap kabar ini, Pramono sudah beberapa kali membantahnya. ?Sejak terjun ke politik, saya tidak lagi di dunia usaha,? ujarnya seperti dikutip majalah Tempo, 15 Oktober 2010.

Di majalah yang sama edisi 12 April 2015, Pramono kembali menyatakan bahwa dia dulu memang memiliki usaha di sektor energi di bawah Grup Yudistira. ?Tapi, bukan Yudistira yang sama,? ujarnya. Ia pun menyatakan telah keluar dari perusahaan itu pada 1998.

Politisi PDI-P lainnya yang dikabarkan juga memiliki kedekatan dengan Yulius dan Soejanto yaitu mantan Bendahara PDI Perjuangan Syarif Bastaman. Hal ini setidaknya terekam dalam situs PT Syabas Energy milik Syarif dengan alamat www.syabasenergy.com. Di sana tercantum nama Yulius dan Soejanto sebagai Wakil Presiden PT Syabas Energy.

Kepanjangan Tangan Konglomerasi?

Selain jejaring politisi, penelusuran Katadata juga menemukan jejak konglomerasi di balik upaya Pemprov Kaltim mendapatkan hak partisipasi Blok Mahakam. Jejak itu bisa dilihat dari akta pendirian PT Cakra Pratama Energi, perusahaan patungan BUMD Pemprov Kaltim dengan PT Yudistira.

Di akta itu tercantum nama Hungkang Sutedja dan Tri Ramadi di jajaran komisaris. Hungkang Sutedja saat ini adalah Presiden Direktur PT Bekasi Fajar Industrial Estate. Sedangkan Tri Ramadi, ketika akta perusahaan Cakra Pratama dibuat, menjabat sebagai Presiden Direktur PT Alam Sutera Realty.

Pada Januari 2014, Tri Ramadi menjadi Presiden Direktur PT Alfa Goldland Realty yang merupakan anak usaha dari Alam Sutera. Baik Bekasi Fajar Industrial Estate maupun Alam Sutera berada di bawah naungan kelompok usaha Argo Manunggal, milik konglomerat The Ning King.

Majalah Forbes Asia pada 2014 menempatkan The Ning King di peringkat 46 dalam daftar orang terkaya Indonesia.

Di jajaran direksi PT Cakra Pratama, muncul kembali nama Andreyanto Toemali sebagai Direktur Utama dan Yulius Isyudianto sebagai Direktur. Baik Andreyanto maupun Yulius juga memiliki kedekatan dengan Argo Manunggal.

Andreyanto dan Yulius pernah menjabat sebagai Direktur di perusahaan kemasan plastik PT Alam Karya Unggul. Sejak berganti nama dari Aneka Kemasindo pada 2011, jajaran komisaris atau direksi PT Alam Karya Unggul diisi eksekutif dari perusahaan Grup Argo Manunggal.

Dalam Rapat Umum Pemegang Saham pada Juni 2011 umpamanya, di jajaran direksi PT Alam Karya Unggul, selain Andreyanto dan Yulius, muncul nama Wilson Effendy. Wilson ketika itu adalah Direktur di PT Bekasi Fajar Industrial Estate. Di posisi komisaris muncul pula nama Tri Ramadi dan Hungkang Sutedja.

Direktur Utama Cakra Pratama Energi Andreyanto Toemali menolak berkomentar banyak mengenai indikasi Argo Manunggal berada di balik upaya Pemprov Kaltim mendapatkan hak pengelolaan Blok Mahakam.

Ia menjelaskan, dirinya sudah tidak lagi menjabat di PT Alam Karya Unggul. Ia pun mengaku tidak mengetahui apakah ada upaya Argo Manunggal untuk mendapatkan bagian kepemilikan di Blok Mahakam. ?Argo Manunggal perusahaannya banyak. Saya tidak tahu mereka ikut membiayai Blok Mahakam,? kata Andreyanto.

Komisaris Cakra Pratama Energi Tri Ramadi juga tidak mau berkomentar mengenai proses lebih lanjut untuk mendapatkan saham di Blok Mahakam. Alasannya, dirinya tidak berwenang menjelaskan soal Blok Mahakam.

Lain lagi dengan Direktur Keuangan PT Migas Mandiri Pratama Hazairin Adha. Ia mengatakan tidak ambil pusing siapa di balik PT Yudistira, termasuk ada tidaknya Grup Argo Manunggal.

?Mungkin ada kaitannya atau hanya ikut nama saja,? ujar Hazairin yang pernah menjabat Kepala Dinas Pendapatan Pemprov Kaltim. ?Yang pasti, kami hanya bermitra dengan Yudistira.?

Halaman:
Reporter: , Arnold Sirait