Kementerian mencatat realisasi implementasi mandatori biodiesel tahun lalu meningkat 69,67 persen dibandingkan tahun sebelumnya. Volume pemanfaatan biodiesel sebagai campuran bahan bakar mencapai 1,16 juta kilo liter, yang merupakan 65 persen dari total pemanfaatan BBN.
Meski demikian, realisasi tersebut masih jauh dari target tahun lalu sebanyak 4 juta kiloliter. Kementerian ESDM menyebut rendahnya pemanfaatan tersebut salah satunya dikarenakan penurunan harga indeks jenis Gasoil sejak Oktober 2014. Hal ini secara langsung menyebabkan disparitas harga keekonomian Solar dengan Biodiesel semakin lebar.
(Baca: Rugi US$ 200 per Ton, Pengusaha Ancam Hentikan Pasokan Biodiesel)
Makanya, pemerintah merasa perlu untuk mengevaluasi formula HIP BBN. Pemerintah berharap aturan ini bisa mendorong capaian implementasi mandatori BBN untuk lebih optimal sesuai dengan kondisi keekonomiannya.
Selain itu dengan formula HIP yang baru ini diharapkan dapat meningkatkan iklim investasi industri BBN khususnya biodiesel. Hal ini sejalan adanya target pemerintah yang mewajibkan penggunaan biodiesel sebesar 20 persen pada tahun 2016. Sebelumnya, kementerian bersama instansi terkait sudah berhasil melakukan uji coba penerapan biodiesel 20 persen pada kendaraan dan angkutan berat.