Harga Minyak Turun, Pertamina Pangkas Belanja Investasi

KATADATA | Arief Kamaludin
Pertamina berencana memangkas belanja investasi pada tahun ini.
29/1/2015, 16.54 WIB

KATADATA ? PT Pertamina (Persero) berencana memotong belanja investasi yang telah dianggarkan untuk tahun ini. Pemangkasan anggaran tersebut karena harga minyak mentah dunia yang sedang turun.

Direktur Utama Pertamina Dwi Soetjipto mengatakan, perseroan akan memangkas anggaran belanja investasi dari US$ 5 miliar-US$ 7 miliar menjadi US$ 3 miliar-US$ 5 miliar.

?Dalam pekan ini, kami ingin review terhadap budget kami, termasuk rencana belanja investasi. Awal Februari kami siapkan revisi belanja 2015,? kata dia di Kantor Pusat Pertamina, Kamis (28/1).

Pemangkasan terutama untuk investasi di sektor hulu. Tadinya, sektor hulu akan memperoleh 70 persen anggaran atau sekitar US$ 2,5 miliar-US$ 4,9 miliar. Sedangkan sisanya dialokasikan untuk sektor hilir.

Dengan adanya pemangkasan, maka komposisi anggaran investasi menjadi dibagi rata, yakni masing-masing 50 persen. Ini berarti masing-masing memperoleh sekitar US$ 1,5 miliar-US$ 2,5 miliar.

Seperti diberitakan sebelumnya, pada tahun ini, Pertamina berencana menggarap sejumlah proyek antara lain modernisasi dan peningkatan kapasitas lima kilang. Kemudian, meningkatkan produksi minyak dan gas (migas) dan menambah stok BBM dari 18 hari menjadi 30 hari serta untuk membiayai akuisisi blok migas.

Di sektor hulu, Pertamina berusaha mendapatkan hak pengelolaan blok-blok yang akan habis kontraknya, termasuk Blok Mahakam.

Dalam Rencana Kerja dan Anggaran Perusahaan (RKAP) 2015, perseroan menargetkan produksi gas sebesar 1,667 juta kaki kubik per hari (mmscfd). Jumlah tersebut meningkat 6 persen dari RKAP 2014, yakni 1,567 mmscfd. Tapi pada realisasinya, produksi gas prognosa pada 2014 hanya mencapai 1,554 mmscfd.

Sementara itu, laba bersih Pertamina (unaudited) pada 2014 hanya sebesar US$ 1,57 miliar atau sekitar Rp 18,8 triliun. Padahal pada 2013, laba bersih Pertamina mencapai US$ 3,06 miliar atau sekitar Rp36,7 triliun.

Dwi Soetjipto pernah mengutarakan bahwa hampir 90 persen penyumbang laba Pertamina berasal dari sektor hulu, sedangkan sektor hilir hanya menyumbang sekitar 10 persen dari total laba.

Reporter: Arnold Sirait