Dua BUMN Pertahanan Siap Produksi Ventilator untuk Pasien Covid-19

ANTARA FOTO/M Agung Rajasa/wsj.
Karyawan menunjukkan penggunaan Pindad Ventilator Resusitator Manual (VRM) di Bandung, Jawa Barat, Jumat (24/4/2020). Pindad VRM yang dirancang dan dikembangkan bersama tim ahli medis dari RSU Pindad ini merupakan alat bantu pernapasan bagi pasien COVID-19 dan saat ini sedang dalam proses uji coba kelaikan ke Balai Pengamanan Fasilitas Kesehatan (BPFK) Kementerian Kesehatan. Pindad VRM ini dibandrol hanya dengan harga Rp10 juta per unit.
Penulis: Pingit Aria
25/4/2020, 18.30 WIB

Pemerintah mendorong Badan Usaha Milik Negara (BUMN) di bidang pertahanan untuk memproduksi ventilator. Hal itu diungkapkan oleh Wakil Menteri Pertahanan Sakti Wahyu Trenggono.

Ventilator merupakan alat bantu pernapasan yang vital dibutuhkan dalam penanganan pasien Covid-19. Kebutuhan alat medis ini sangat tinggi sementara suplainya terbatas.

“Saya selama ini aktif mendorong pabrik milik  BUMN yang berada di klaster National Defence and Hightech Industries (NDHI) ikut produksi ventilator," kata Trenggono melalui siaran pers di Jakarta, Sabtu (25/4).

Diungkapkannya, saat ini sudah ada dua BUMN dalam klaster NDHI yang mampu membuat ventilator dan telah lulus uji produk dari Balai Pengamanan Fasilitas Kesehatan (BPFK) Kementerian Kesehatan RI. Keduanya adalah Pindad dan PT Dirgantara Indonesia.

(Baca: 1.042 Pasien dari 8.607 Kasus Positif Covid-19 Dinyatakan Sembuh)

“Kementerian Pertahanan akan pastikan membeli produk buatan BUMN ini agar kita tak telat bergerak dan menjadi pemenang dalam melawan Covid-19," katanya.

Trenggono menjelaskan, pemanfaatan memanfaatkan mesin produksi di sektor industri pertahanan untuk turut membuat ventilator hal yang realistis. Ia berkaca pada Amerika Serikat yang meminta pabrik mobil Ford, GM, dan pabrik turbin GE memproduksi ventilator.

Bahkan Israel Aerospace Industries (IAI) yang dikenal sebagai produsen alat dirgantara dan persenjataan diperintahkan Kementrian Pertahanan Israel ikut berperan serta melawan pendemi corona. Di mana, divisi produksi rudal di IAI dikonversi untuk memproduksi ventilator portable.

Sementara Dirut Pindad Abraham Mose mengatakan, dalam Kondisi Luar Biasa (KLB) peran industri pertahanan seperti Pindad dan lainnya sangat diperlukan. Mesin-mesin dan para engineer dapat diarahkan untuk memproduksi peralatan kesehatan yang sangat diperlukan seperti ventilator, tabung oksigen, Masker ruang operasi, bilik disinfektan dan lainnya.

"Pindad sudah membuat Ventilator Pumping Machine yang berfungsi sebagai alat bantu pasien gagal napas," ujarnya.

(Baca: Mahfud MD: Larangan Mudik Berlaku di Seluruh Wilayah Indonesia)

Sedangkan Dirgantara Indonesia memproduksi ventilator portabel yang diberi nama Vent-I (Ventilator Indonesia) hasil kerja sama dengan Institut Teknologi Bandung (ITB). Ventilator jenis ini ditujukan bagi pasien yang sakit, tetapi masih mampu bernapas sendiri.

Reporter: Muchammad Egi Fadliansyah