Jokowi Didesak Tutup Freeport, Pegawai Terinfeksi Corona Bertambah

ANTARA FOTO/Puspa Perwitasari
Ilustrasi, area pengolahan mineral PT Freeport Indonesia di Tembagapura, Papua.
Penulis: Desy Setyowati
9/5/2020, 06.11 WIB

Pemerintah bersama DPRD Kabupaten Mimika, Provinsi Papua mengusulkan agar pemerintah menutup sementara operasional PT Freeport Indonesia guna meminimalkan penyebaran virus corona di Tembagapura. Karena itu, mereka akan segera mengirim surat untuk Presiden Joko Widodo (Jokowi).

Setidaknya, mereka usul agar operasional Freeport ditutup selama 14 hari atau sebulan. Bupati Mimika Eltinus Omaleng mengaku, usulan ini semata-mata untuk keselamatan ribuan karyawan Freeport dan perusahaan subkontraktornya yang berada di Tembagapura.

Apalagi jumlah karyawan yang terpapar Covid-19 di Tembagapura terus bertambah. Hingga Jumat ini, sudah 56 orang di Kelurahan dan Distrik Tembagapura dinyatakan positif terinfeksi virus corona.

"Ini memang baru sebatas wacana. Kami akan mengirim surat ke Presiden di Jakarta dan semua menteri terkait untuk menutup sementara waktu operasional Freeport,” kata Eltinus usai dengan DPRD Mimika di Timika, kemarin (8/5).

(Baca: Empat Klaster Industri Terpapar Corona, dari Sampoerna hingga Freeport)

Ia khawatir, jika Freeport terus beroperasi, akan ada lebih banyak karyawan yang terjangkit Covid-19. Apalagi, menurutnya jaga jarak sulit diterapkan maksimal di wilayah kerja PT Freeport, Tembagapura.

Penyebabnya, ruang gerak dan ruang publik yang terbatas. "Karyawan itu pergi kerja, duduk dalam bus, naik tram, sampai di tempat kerja itu sama-sama. Begitu juga, pulang dari tempat kerja dan makan, sama-sama. Jadi otomatis penularannya cepat,” kata dia.

Selain itu, suhu udara di Tembagapura dan tambang Grasberg sangat dingin. “Bahkan bisa di bawah nol derajat. Kondisi seperti itu bisa berakibat fatal jika tidak diambil langkah pencegahan secepatnya," ujar Eltinus, yang lahir dan besar di Kampung Banti, Distrik Tembagapura.

Di satu sisi, Pemkab dan DPRD Mimika tidak bisa mengambil langkah dan kebijakan sendiri untuk menutup operasional PT Freeport. Sebab, perusahaan tambang emas dan tembaga terbesar di dunia itu merupakan obyek vital nasional.

(Baca: Freeport PHK Karyawan dan Tunda Ekspansi karena Pandemi Corona)

"Kami hanya bisa minta arahan dan petunjuk Bapak Presiden. Kami tidak bisa mengambil langkah sendiri. Kalau memang disetujui, maka tentu akan lebih bagus untuk menyelamatkan nyawa ribuan orang yang tinggal di Tembagapura saat ini," katanya.

Sebelumnya Juru Bicara PT Freeport Indonesia Riza Pratama mengatakan, perusahaan terus memperkuat koordinasi dengan Tim Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Kabupaten Mimika. Koordinasi ini terkait upaya melindungi karyawan dari risiko penyebaran pandemi corona di seluruh area kerja dan lingkungan sekitar perusahaan.

Upaya yang dilakukan dengan memaksimalkan jaga jarak. Selain itu, menyiapkan fasilitas medis di Tembagapura dan Timika yang merupakan area kerja utama perusahaan, serta menutup akses masuk Tembagapura.

Sejak awal Maret, Freeport telah menerapkan berbagai upaya mitigasi dengan melipatgandakan protokol kesehatan di area kerja. Di antaranya larangan masuk dan pembatasan perjalanan ke luar negeri, pemeriksaan suhu tubuh karyawan yang tiba di bandara dan terminal bus dan hendak memasuki area kerja.

Karyawan yang terdeteksi dengan suhu tubuh di atas 38 derajat Celcius diwajibkan untuk tidak bekerja dan memeriksakan diri ke tim medis. (Baca: Pandemi Corona Memukul Freeport, Pangkas Dividen dan Belanja Modal)

Selanjutnya, memaksimalkan pembatasan interaksi fisik dengan menutup sejumlah fasilitas seperti sekolah, tempat ibadah, dan restoran/kafetaria di seluruh area kerja.

Fasilitas umum yang tetap dibuka seperti kantin karyawan dan pasar swalayan, garis yang mengatur jarak antrean antar pengunjung telah disiapkan. Pembatasan jarak yang sama diterapkan pula dalam trem dan bus karyawan yang hanya beroperasi di dalam area kerja.

Freeport juga menggiatkan standar kebersihan dengan melakukan penyemprotan disinfektan di seluruh kantor dan area kerja, menutup seluruh akses memasuki Tembagapura sejak 26 Maret. Namun, seluruh kegiatan operasional pengangkutan logistik tetap dilakukan seperti biasa agar kebutuhan bahan-bahan pokok seperti makanan tetap terpenuhi.

Perusahaan juga menggelar rapid test dan mempersiapkan prosedur penanganan serta akomodasi. (Baca: Bertambah 338 Kasus Baru, Positif Corona RI Menjadi 12.776 Orang)

Reporter: Antara