OPEC+ Pangkas Produksi dan Ekspor Besar-besaran, Harga Minyak Melonjak

ANTARA FOTO/REUTERS/Stephanie McGehee
Ilustrasi, pedagang saham Kuwait terlihat di aula perdagangan pasar saham Kuwait Boursa di kota Kuwait, Kuwait, Senin (16/9/2019).
19/5/2020, 08.13 WIB

Harga minyak menguat pada pagi, hari ini (19/5). Harga komoditas ini juga menyentuh level tertinggi dalam dua bulan terakhir karena negara-negara pengekspor minyak dan Rusia (OPEC+), serta Amerika Serikat (AS) mulai memangkas produksi.

Berdasarkan data Bloomberg, Pukul 07.37 WIB, harga minyak jenis Brent untuk kontrak pengiriman Juli 2020 naik 2,50% menjadi US$ 35,68 per barel. Sedangkan, minyak jenis west texas intermediate (WTI) untuk kontrak pengiriman Juni 2020 naik 4,43% ke level US$ 33,23 per barel.

Pada perdagangan kemarin, harga minyak jenis Brent menyentuh US$ 34,81, sementara WTI US$ 31,82 per barel. Level ini merupakan yang tertinggi sejak 11 Maret.

“Butuh dua bulan bagi WTI untuk bangkit dari keruntuhan pertemuan Maret,” kata Director of energy futures at Mizuho in New York Bob Yawger dikutip dari Reuters, Selasa (19/5). (Baca: Harga Minyak Naik, tapi Berpotensi di Bawah US$ 0/Barel Lagi pada Juni)

Pada paruh pertama Mei, OPEC+ telah memangkas ekspor minyak secara signifikan. Hal ini sejalan dengan kesepakatan OPEC+ memotong produksi 9,7 juta barel per hari mulai Mei.

Arab Saudi sebagai pengekspor utama minyak di dunia pun mengumumkan pada pekan lalu, pemangkasan akan ditambah 1 juta barel per hari pada Juni.

Perusahaan yang melacak aliran minyak Kpler mengatakan, ekspor minyak OPEC+ menurun 6,3 juta barel per hari selama sebulan terakhir, menjadi 27 juta barel per hari. “Ini pembalikan yang menakjubkan,” kata perusahaan.

Penurunan ekspor minyak Arab Saudi merupakan yang terbesar. Ekspornya turun 2,24 juta barel menjadi rata-rata 7,26 juta barel per hari. Sedangkan Rusia memangkas ekspor 922 ribu barel per hari pada Mei.

Kuwait dan Uni Emirat Arab juga mengurangi pengiriman secara signifikan. Ekspor dari kedua negara hanya 4,25 juta barel per hari atau turun 1,26 juta barel per bulan.

Sedangkan Irak hanya memangkas ekspor 265 ribu barel per hari. (Baca: Iran-AS Panas di Karibia dan Faktor Minyak di Balik Relasi Keduanya)

Petro-Logistics pun memperkirakan, produsen memangkas ekspor sebesar 5,96 juta barel per hari selama 13 hari pertama Mei. “Ini penurunan besar-besaran,” kata perusahaan melalui akun Twitter resmi.

Kepala Eksekutif Petro-Logistik Daniel Gerber menyampaikan, ekspor OPEC turun 4,85 juta barel per hari dalam dua minggu pertama bulan ini.

OPEC juga benar-benar memangkas produksi. Pada bulan lalu, mereka hanya memompa 30,25 juta barel per hari. Bulan ini, mereka akan mengurangi output 6,97 juta barel per hari untuk memenuhi target baru.

Output minyak AS pada Juni juga turun ke level terendah dalam hampir dua tahun terakhir. Produksinya diperkirakan berkurang 197 ribu barel per hari pada Juni menjadi 7.822 juta barel per hari.

Selain pengurangan ekspor dan produksi, harga minyak ditopang oleh aktivitas ekonomi di beberapa negara yang mulai dibuka meski masih ada pandemi corona. Di AS misalnya, pembukaan kembali bisnis dilakukan bertahap.

Kondisi tersebut diharapkan meningkatkan permintaan minyak. (Baca: Pasokan Global Diramal Turun, Harga Minyak Kembali Menguat)

Reporter: Verda Nano Setiawan