Pertamina menunjuk Siemens Gas and Power untuk memasok berbagai peralatan kompresi dan pembangkit listrik proyek RDMP kilang Balikpapan. Rencananya, peralatan tersebut bakal dirakit dan diujicoba mulai 2022.
Siemens Gas dan Power akan menyuplai 17 kompresor piston (reciprocating compressor), bersama dengan hot gas expander single step. Selain itu, perusahaan bakal menyuplai model kompresor khusus yaitu delapan kompresor HHE-VL, dua kompresor HHE-FB, empat kompresor HHE-VG, dan tiga kompresor HSE.
Siemens Gas and Power juga menyuplai empat turbin gas industri SGT-800 dan lima turbin uap SST-600 untuk pembangkit listrik Balikpapan.
Hot gas expander akan memulihkan panas limbah seperti gas buang dari reaktor RFCC untuk menghasilkan daya sekitar 20 megawatt (MW), yang akan digunakan untuk menggerakkan blower udara sentral dari pembangkit bersama dengan turbin single stream. Siemens mengklaim pengaturan tersebut bakal mengurangi konsumsi uap secara keseluruhan dan menghasilkan penghematan biaya operasional yang signifikan bagi Pertamina.
(Baca: Pertamina: Pembangunan Kilang Cilacap Tetap Jalan Meski Tanpa Aramco)
(Baca: Jadi Proyek Mangkrak, BKPM & Pertamina Kebut Pembangunan Kilang Tuban)
Kompresor piston HHE akan dipergunakan di berbagai unit pemrosesan kilang yang dapat membantu memastikan kestabilan operasi pembangkit. Kompresor kelas HHE itu telah digunakan lebih dari 3.000 unit di seluruh dunia.
Semua kompresor piston akan diproduksi di pabrik Siemens Gas dan Power Naroda Gujarat yang berlokasi di India. Sedangkan hot gas expander akan dibangun di Olean, New York, AS, turbin uap akan diproduksi di Görlitz, Jerman, dan turbin gas akan diproduksi di Finspong, Swedia.
Matthew Chinn, Executive Vice President New Equipment Solutions for Siemens Energy Oil & Gas Division mengatakan pihaknya bangga bisa bekerja sama dengan Pertamina. Di sisi lain, dia mengklaim kompresor Siemens bisa membuat pembangunan kilang Pertamina menjadi lebih efisien.
"Memungkinkan adanya penghematan biaya dalam peluasan kilang Balikpapan dan juga berkontribusi dalam keberhasilan RDMP Pertamina, hal ini tentunya berperan penting dalam meningkatkan ketahanan energi Indonesia," kata Chinn dalam siaran pers pada Selasa (2/6).
Pembangunan RDMP Balikpapan terdiri dari pembangunan unit residual fluid catalytic cracker (RFCC) yang didesain dengan kapasitas 90.000 barel per hari (bpsd), LPG sulfur removal unit (SRU), propylene recovery unit (PRU), dan middle distillate hydrotreater 80.000 bpsd.
Proyek peluasan akan meningkatkan produksi kilang Balikpapan dari 240.000 bpsd menjadi 360.000 bpsd. Proyek itu juga memungkinkan kilang menghasilkan bahan bakar berkualitas tinggi sesuai dengan standar Euro V.
(Baca: Meski Pandemi Corona, Progres Kilang Balikpapan Pertamina Capai 16,32%)