SKK Migas Sebut Proyek Masela Bisa Mundur Setahun Imbas Pandemi Corona

Katadata/Ratna Iskana
Ilustrasi, dua orang berbincang di booth Inpex Corporation dalam IPA Convex 2019 di Jakarta. SKK Migas menyebut proyek pengembangan Blok Masela terganggu karena Covid-19.
2/6/2020, 18.15 WIB

(Baca: DPR Pesimistis Proyek Masela Berhasil Dikembangkan)

Pemerintah Provinsi memang diberi kewenangan untuk menerbitkan SK penetapan lokasi pengadaan tanah bagi pembangunan untuk kepentingan umum. Salah satunya untuk infrastruktur migas.

“Kami mendukung pengembangan proyek ini karena nantinya diharapkan akan memberikan efek berganda terhadap perekonomian dan dampak positif lainnya untuk masyarakat di Maluku,” kata Murad pada Senin (1/6).

Sebagaimana diketahui, Lapangan Gas Abadi Blok Masela dikembangkan dengan menggunakan skema LNG darat. Inpex rencananya bakal membangun kilang berkapasitas 10,5 juta ton gas alam per tahun untuk produksi sekitar 9,5 juta ton LNG per tahun,  gas pipa sebanyak 150 mmscfd, dan lebih dari 35 ribu barel kondensat per hari.

Di sisi lain, Inpex dan SKK Migas telah mendapatkan konsumen yang bakal menyerap gas dari Blok Masela. PT Perusahaan Listrik Negara (PLN) telah berkomitmen untuk menyerap sekitar 2-3 juta ton gas per tahun dari Masela guna menyuplai pembangkit listriknya.

Sedangkan PT Pupuk Indonesia akan menyerap gas sebesar 150 juta standar kaki kubik per hari (MMscfd) untuk kilang, "Sebanyak 80% dari produksi sudah ada komitmen," kata Dwi.

(Baca: Antisipasi Defisit, SKK Migas Andalkan 3 Proyek Gas)

Halaman:
Reporter: Verda Nano Setiawan