Istana Presiden Mulai Terapkan Tatanan Normal Baru

ANTARA FOTO/Hafidz Mubarak A/POOL/foc.
Ilustrasi. Adaptasi tatanan normal baru atau new normal, antara lain diterapkan dalam kegiatan-kegiatan Presiden di Istana.
Penulis: Agustiyanti
5/6/2020, 06.25 WIB

Istana Kepresidenan mulai menerapkan tatanan normal baru menghadapi pandemi virus corona. Sejumlah aspek mulai dari kegiatan harian hingga acara kenegaraan yang diselenggarakan di Istana disesuaikan dengan merujuk pada protokol kesehatan yang ketat.

“Kami untuk kesiapan Istana adalah semua, jadi mulai dari Bogor, Jakarta, Tampaksiring, Yogya, itu semua diperlakukan," ujar Kepala Sekretariat Presiden Heru Budi Hartono di Kompleks Istana Kepresidenan Jakarta, Kamis (4/6).

Heru mengatakan, salah satu fasilitas yang akan menerapkan tatanan normal baru di Kompleks Istana Kepresidenan adalah Masjid Baiturrahim. Nantinya, masjid tersebut hanya akan menampung 20% dari kapasitas maksimal.

Masjid Baiturrahim dapat menampung 750 jemaah. Namun ketika penerapan tatanan normal baru, Masjid Baiturrahim hanya akan menampung sekitar 150 jemaah.

(Baca: Masjid hingga Mal Jakarta Buka Saat PSBB Transisi, Ini Protokolnya)

Selain itu, sabun dan disinfektan ditempatkan di beberapa titik, seperti tempat wudhu dan saat memasuki masjid. “Saya rasa dengan kita sudah menggunakan konsep-konsep new normal ini, kita bisa beribadah dengan nyaman," kata Heru.

Adaptasi kebiasaan baru juga diterapkan dalam kegiatan-kegiatan Presiden di Istana. Untuk acara pelantikan misalnya, pejabat yang hadir dibatasi antara 5-7 orang.

Setiap tamu yang berkunjung ke Istana juga harus mengikuti prosedur pengujian tes cepat corona. Menurut Heru, prosedur tersebut telah berlangsung selama 2-3 pekan tanpa ada keluhan.

"Begitu juga pakai masker. Awalnya kan kita suruh pakai masker ada yang pakai, ada yang tidak. Sekarang semua pakai masker," kata Heru.

(Baca: Pengusaha Sebut Pelonggaran PSBB Angin Segar untuk Perekonomian)

Selain itu, para tamu yang hadir dalam acara di Istana harus menjaga jarak. Pihak Istana pun kini memfasilitasi upacara peringatan secara virtual.

Sementara itu, Deputi Bidang Protokol, Pers, dan Media Sekretariat Presiden Bey Machmudin mengatakan, perubahan juga terjadi dalam hal peliputan acara Presiden di Istana. Biasanya, wartawan harus hadir langsung di lokasi ketika ada acara di Istana.

Namun, saat ini, hal tersebut dikurangi dengan bantuan siaran langsung serta konsep TV pool dan photo pool. “Kendaraan juga akan berkurang yang tadinya 10 (penumpang) mungkin jadi 5 (penumpang). Karena itu adalah keharusan yang harus dijalankan," kata Bey.

Reporter: Dimas Jarot Bayu